SENI BUDAYA KELAS 12
SENI RUPA TRADISIONAL
Pengertian
Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup
masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Seni tradisional
yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski
pun tidak menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara
dua daerah yang berdekatan.
Ciri-ciri
* Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam
suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun
seremonial/istanasentris.
*Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
Contoh
Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah, batik, songket, dan lain-lain.
SENI RUPA MODERN
Pengertian
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan
suatu adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan
aliran-aliran seni rupa.
Ciri-ciri
*Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
*Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
Contoh
Lukisan-lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman, Basuki Abdullah, Affandi, S.Soedjojono dan pelukis era modern lainnya.
Seniman
Raden Saleh Syarif Bustaman, Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah,
Wakidi, Wahid Somantri, Agus Jaya Suminta, S. Soedjojono, Ramli, Abdul
Salam, Otto Jaya S, Tutur, dan Emira Sunarsa.
SENI RUPA KONTEMPORER
Pengertian
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak
modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih
tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau
saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh
aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan
kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu
yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada
Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Ciri-ciri
*Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
*Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya
batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari,
musik, hingga aksi politik.
Contoh
Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental art.
Seniman
Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho
- Menjelaskan perkembangan seni rupa modern/kontemporer di Indonesia
Perjalanan Seni Rupa Modern
Ketika manusia memulai peradabannya di dunia ini, di mana manusia belum
mengenal tulisan bahkan teknologi seperti sekarang ini, manusia sudah
mengenal seni rupa, meskipun masih dalam taraf yang sangat sederhana.
Sebagai bukti bahwa seni rupa sudah ada sejak zaman Pra-sejarah adalah
banyaknya peninggalan-peninggalan purbakala yang memiliki nilai estetika
seperti kapak dari batu (peninggalan zaman Neolitikum/batu muda),
Menhir dan lain-lain.
Hapir di seluruh penjuru dunia banyak ditemukan peninggalan-peninggalan yang berupa karya seni rupa. Karya seni rupa zaman pra-
sejarah,
cenderung bersifat magis dan religius seperti salah satu peninggalan
karya seni rupanya yaitu menhir yang berupa sebuah patung dari batu.
Patung ini berfungsi sebagai tanda peringatan peristiwa pemujaan
terhadap roh nenek moyang dan terkadang dianggap sebagai tempat
bersemayamnya roh nenek moyang mereka.
Budaya rupa semacam ini masih bertahan sampai masuknya berbagai agama
khususnya di Indonesia. Era modernisme dimulai dari belahan dunia
bagian barat (Eropa dan Amerika) dengan banyaknya muncul seniman-seniman
dari benua biru.
Di awal zaman raenessance, para seniman (perupa) masih belum bisa
mendapatkan kebebasan dalam menuangkan ekspresinya, karena pada masa
ini, seniman masih berada di bawah tekanan para bangsawan dan kaum
gereja, dimana para seniman membuat sebuah karya berdaarkan permintaan
para diktator di atas. Dalam situasi ini, para diktator diktator seni
yang bisa memaksakan arah perkembangan seni, karena merekalah yang
membiayainya.
Dengan mulainya masyarakat menyukai karya-karya seni seperti lukisan dan
patung yang ukurannya relative kecil, maka para seniman mulai menemukan
kebebasannya dalam berkarya, karena tidak bergantung lagi pada para
bangsawan sebagai sponsor. Para seniman dapat membiayai pembuatan
karyanya sendiri yang kemudian banyak diminati oleh para rakyat kecil.
Abad ke-15 dimana masa raenessance berkembang, merupakan awal
mulainya seni modern. Rene Descartes (1556-1650), Cugito Ergosum
(1646-1716), Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Lockee (1632-1704),
mereka adalah para filsuf peletak dasar modernisme dalam dunia seni.
Pecahnya revolusi Perancis 1789, merupakan salah satu tanda
kebangkitan seni rupa modern, yang kemudian diikuti dengan munculnya
pelukis dari Perancis yang bernama J.L. David. Tidak hanya J.L. David,
tetapi pelukis seperti Vincent Van Gogh dan Leonardo Da Vinci juga
seniman yang menjadi tanda kebangkitan era seni rupa modern
- Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia
Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia
Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia beragam bentuk,
jenis, dan corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni
lukis, grafis, batik, dll; tiga dimensi: seni patung, keramik, seni
instalasi, dll. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia
menciptakan suatu karya seni rupa sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni
rupa di Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan
terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di
baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi adalah
penghargaan atau penilaian.
Apresiasi seni rupa adalah
kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya
seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan
dengan sikap empati berupa ungkapan kata-kata atau tanggapan secara
lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui
hasil karyanya dengan cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi ada
pula yang mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang
mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
- Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya
berdasarkan pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
- Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai
estetik yang tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau
terharu.
- Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap
suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa,
dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa, yaitu:
- Deskriptif (paparan secara obyektif)
- Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
- Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
- Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
- Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
- Membuat karya seni rupa murni dan terapan yang dikembangkan dari beragam corak dan teknik seni rupa
Seni murni :
Gaya atau corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara
garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
tradisional, modern, dan postmodern.
- Tradisional
Seperti halnya karya seni rupa Nusantara, perupa seni rupa
mancanegara juga memiliki gaya tradidional. Gaya ini juga terbagi
menjadi dua, yaitu primitif dan klasik.
- Modern
Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah
mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi
gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: gaya
representatif,
depormatif, dan
nonrepresentatif.
- 1. Representatif
Kata
representatif berasal dari
representasi yang mengandung pengertian sesungguhnya,
nyata, atau sesuai dengan
keadaan.
Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan yang nyata pada
kehidupan masyarakat atau keadaan alam. Gaya seni rupa yang tergolong
representatif, antara lain : romantis, naturalis, dan realis.
- a) Romantisme
Istilah romantisme berasal dari
roman yang berarti
cerita dan
ismeyang berarti
aliran/gaya. Romantisme
adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya mengandung cerita
kehidupan manusia atau binatang. Perupa mancanegara yang mempelopori
gaya ini, antara lain : Fransisco Goya (Spanyol), Turner (Inggris), dan
Rubens (Belanda). Perupa Nusantara yang mengambil gaya itu adalah Raden
Saleh.
- b) Naturalisme
Istilah naturalisme berasal dari kata
nature atau
natural yang berarti
alam dan
isme yang berarti
aliar/gaya.
Naturalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya sesuai
dengan keadaan alam atau alami. Pelukis gaya ini pada umumnya mengambil
pemandangan alam sebagai objeknya. Perupa mancanegara yang mengambil
gaya ini antara lain Rubens, Claude, Gainsborough, Constable, dan
Turner. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Abdullah
Suryosubroto, Wakidi, Mas Pringadi, dan Basuki Abdullah.
- c) Realisme
Istilah realisme berasal dari kata
real yang berarti
nyata dan
ismeyang berarti
gaya/aliran.
Realisme adalah gaya/alaran seni rupa yang menggambarkannya sesuai
dengan kenyataan hidup. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini antara
lain Trubus, Tarmizi, Wardoyo, dan Dullah. Seedangkan perupa mancanegara
yang mengambil gaya ini adalah Remandt van Rijn (Belanda).
- 2. Deformatif
Istilah
deformatif berasal dari
deformasi yang berarti
perubahan bentuk.
Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru,
namun masi menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa yang tergolong
deformatif, antara lain : Surrealisme, impresionisme, ekspresionisme,
dan kubisme.
- a) Surealisme
Istilah surrealisme berasal dari kata
sur yang berarti
melebih-lebihkan, kata
real yang berarti
nyata, dan
isme berarti
gaya/aliaran.
Surrealisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya
melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutnya otomatisme
psikis yang murni atau mimpi. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya
ini adalah Salvador Dali.
- b) Impressionisme
Impressionisme berasal dari kata
impression yang berarti
kesan sesaat dan
isme yang
berarti gaya/aliran.
Impressionalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya
sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis. Gaya ini dipelopori
oleh perupa mancanegara seperti Claude Monet, Paul Cezanne, Georges
Seurat, dan Paul Gauguin. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini,
antara lain S. Sudjojno.
- c) Ekspressionisme
Ekspressionisme berasal dari kata
expression yang berarti
ungkapan jiwa yang spontan dan
isme yang berarti
gaya/aliran.
Ekspressionisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya
sesuai dengan keadaan jiwa perupa yang spontan pada saat melihat objek.
Gaya seni rupa ini diplopori oleh pelukis Belanda bernama Vincent van
Gogh. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini adalah Affandi.
- d) Kubisme
Kubisme berasal dari kata
kubus yang berarti
bidang atau
bentuk persegi empat dan
isme yang berarti
gaya/alrian.
Kubisme adalah aliran/gaya seni rupa yang penggambarannya berupa bidang
persegi empat atau bentuk dasarnya kubus. Gaya seni rupa ini dipelopori
oleh pelukis Spanyol yang bernama Pablo Picasso. Perupa Nusantara yang
mengikuti gaya ini adalah But Muchtar, Mochtar Apin, Srihadi, dan Fajar
Sidik.
- Nonrepresentatif (Abstraksionalisme)
Kata
Nonrepresentatif atau abstrak mengandung pengertian
suatu bentuk yang sukar dikenali.
Suatu gaya yang lebih sederhana bahkan bentuknya sama sekali
meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa susunan garis,
bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa yang
berbentuk abstrak ini ada yang abstrak ekspresionis dan abstrak murni.
Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara, antara lain : Paul Klee,
Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan Jackson Pollock. Perupa Nusantara
yang mengikuti gaya ini adalah Amry Yahya, Fajar Sidik, But Muchtar, dan
Srihadi.
- Postmodern
Postmodern atau disingkat “Posmo” adalah gaya seni rupa
pasca atau sesudah modern. Sejalan dengan perkembangan budaya masyarakat
dunia, seni rupa pun ikut mengalami perkembangan gaya. Jika seni rupa
tradisional memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan
sedikit ornamental. Gaya “posmo” lebih bebas dan cenderung tidak
memiliki aturan tertentu. Eksplorasi unsur rupa banyak dilakukan untuk
gaya ini. Kritik sosial dan kemasyarakatan merupakan tema yang cukup
dominan untuk karya-karya posmo
Seni Terapan
Seni rupa terapan adalah hasil karya
seni rupa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau
manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan,
patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan
bingkai foto.
Selain itu karya seni rupa terapan juga dibedakan menjadi 3, yaitu
hasil karya ukiran, hasil karya patung, dan hasil karya batik.
- Menurut hasil karya ukiran, contoh benda-bendanya adalah ukiran kayu dari Jepara dan ukiran kayu dari Bali.
- Menurut hasil karya patung, contoh benda-bendanya adalah patung kayu dari suku Asmat, patung batu Pangeran Diponegoro, dan Patung kayu dari Bali.
- Menurut hasil karya batik, contoh benda-bendanya adalah baju, sprei, kain, gorden, dll
- Membuat karya seni rupa murni dan terapan yang dikembangkan dari beragam unsur seni rupa Nusantara
Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan
untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur itu terdiri dari :
a. Titik /Bintik
Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil. Semua wujud
dihasilkan mulai dari titik. Titik dapat pula menjadi pusat perhatian,
bila berkumpul atau berwarna
beda.Titik yang membesar biasa disebut bintik.
b.Garis
Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang,
warna, texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan
mempunyai arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek,
panjang, lurus, tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak,
halus, tebal, miring, patah-patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat
yang lain. Kesan lain dari garis ialah dapat memberikan kesan gerak,
ide, simbol, dan kode-kode tertentu, dan lain sebagainya. Pemanfaatan
garis dalam desain diterapkan guna mencapai kesan tertentu, seperti
untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel, megah ataupun juga agung.
Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan yang ditimbulkannya,
dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan
warna-warnanya
c. Bidang
Bidang dalam seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang
terbentuk dari hubungan beberapa garis. Bidang dibatasi kontur dan
merupakan 2 dimensi, menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran Bidang
dasar dalam seni rupa antara lain, bidang segitiga, segiempat,
trapesium, lingkaran, oval, dan segi banyak lainnya
d. Bentuk
Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk
plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti
yang terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat,
persegi, ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis
ialah bentuk benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai
(value) dari benda tersebut, contohnya lemari. Lemari hadir di dalam
suatu ruangan bukan hanya sekedar kotak persegi empat, akan tetapi
mempunyai nilai dan peran yang lainnya.
Bentuk atau bangun terdiri dari bentuk dua dimensi (pola) dan bentuk
tiga dimensi. Bentuk dua dimensi dibuat dalam bidang datar dengan batas
garis yang disebut kontur. Bentuk-bentuk itu antara lain segitiga, segi
empat, trapezium dan lingkaran. Sedang bentuk tiga dimensi dibatasi oleh
ruang yang mengelilinginya dan bentuk-bentuk itu antara lain limas,
prisma, kerucut, dan silinder.
Sifat atau karakteristik dari tiap bentuk dapat memberikan kesankesan tersendiri seperti :
1) Bentuk teratur kubus dan persegi, baik dalam dua atau tiga dimensi
memberi kesan statis, stabil, dan formal. Bila menjulang tinggi sifatnya
agung dan stabil.
2) Bentuk lengkung bulat atau bola memberi kesan dinamis, labil dan bergerak.
3) Bentuk segitiga runcing memberi kesan aktif, energik, tajam, dan mengarah.
- Menyiapkan karya seni rupa yang diciptakan untuk pameran sekolah atau luar sekolah
Mengumpulkan Hasil Karya
Pengertian
Hasil karya yang dipamerkan dikumpulkan dengan cara seleksi. Jenis
karya ini terdiri dari karya seni rupa yang meliputi dua dimensi dan
tiga dimensi serta kerajinan tangan. Pengumpulan karya ini sekaligus
sebagai pengumpulan atau pemasukan nilai mata pelajaran Seni Budaya dan
Kerajinan.
Karya yang bisa dikerjakan secara pribadi (individu) dan kelompok (kolektif) adalah:
- Menggambar bentuk (benda), pemandangan, gambar reklame, karikatur,
kartun, wayang purwa gambar hiasan vignete, dan menggunakan huruf
(kaligrafi).
- Mengukir atau ukiran pada kayu, cadas, tanah liat dan relief.
- Seni lukis.
- Seni pahat (seni patung).
- Seni kerajinan dengan membuat benda pakai dan benda hias.
- Merangkai bungan, merangkai sayur, merangkai janur, dan merangkai buah.
- Hasil karya menjahit, menyulam, kruistik, dan bordir.
Hasil karya seni tersebut disimpan di tempat khusus yang aman
sehingga pada waktu yang ditentukan untuk pameran siap untuk ditata.
Pengelompokan Hasil Karya
Untuk memudahkan kegiatan pengumpulan dan pendaftaran hasil karya
dapat langsung diselesaikan dengan mengadakan pengelompokan sebagai
berikut:
- Berdasarkan Jenis Karya
- Karya kerajinan tangan adalah hasil seni kriya/kerajinan karena kreativitas tangan.
- Karya seni rupa adalah karya seni yang dapat diraba, dilihat serta mempunyai wujud.
- Karya seni musik
- Karya seni tari.
- Berdasarkan Dimensi
Ada dua dimensi dan tiga dimensi.
Yang termasuk dua dimensi , contohnya : gambar lukisan, mozaik, dan anyaman.
Yang termasuk tiga dimensi, contohnya : patung, perabot ukir, anyaman berkerangka.
- Berdasarkan Ukuran
Kerajinan tangan dan seni rupa yang dibuat siswa tentu memiliki
ukuran yang bervariasi. Karya yang berukuran kecil dikelompokkan dengan
ukuran kecil dan yang berukuran besar dikelompokkan dengan yang besar.
Pengelompokkan ini dilakukan untuk mempermudah penataan karya dalam
ruang pameran.
- Berdasarkan Tema
Hasil karya yang dibuat tentunya memiliki tema yang berbeda-beda, untuk mempermudah penataan karya dan urutannya.
Kelengkapan Pameran Kerajinan Tangan dan Seni Rupa
Kelengkapannya antara lain :
- Meja untuk menempatkan karya-karya kerajinan tangan.
- Meja untuk menempatkan karya-karya patung.
- Sketsel atau papan panel, untuk menempatkan karya-karya gambar dan lukisan.
- Meja untuk menempatkan buku tamu dan buku saran.
- Katalog yang memuat daftar karya dan penciptaannya.
- Tape recorder untuk memutar lagu atau musik instrumentalia.
- Label untuk mencantumkan judul, media, penciptaan dan karya.
- Lampu penerangan ruangan.
- Spanduk untuk publikasi.
Pengorganisasian Pameran
Pengorganisasian merupakan proses pengelolaan serta pengaturan, agar
apa-apa yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi yang baik hendaknya memiliki persyaratan sebagai berikut:
- AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga)
- Susunan Panitia
- Program Kerja
- Kegiatan
pengorganisasian Pameran
penentuan masalah tempat dan waktu seharusnya dibicarakan bersama
setelah panitia tersusun, sehingga merupakan suatu kesepakatan yang
harus dipatuhi bersama.
- Menata karya seni rupa yang diciptakan dalam bentuk pameran sekolah atau luar sekolah
Penyelenggaraan pameran dapat dilakukan dalam kelas ataupun sekolah.
dimana pun pameran digelar perlu persiapan agar pelaksanaan pameran
dapat berlangsung sukses. persiapan tersebut meliputi: pembentukan
panitia pameran, menentukan materi atau karya yang akan dipamerankan,
penyiapan ruang pameran, persiapan publikasi serta dokumentasi, dan lain
sebagainya.
Setelah pembentukan panitia, maka semua anggota panitia segera bekerja sesuai dengan tugasnya.
Langkah awal adalah
mengumpulkan karya seni rupa dari semua siswa berupa karya seni rupa,
baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Selanjutnya, karya dibuat
daftarnya sehingga memudahkan untuk membuat katalog yang berisi nama
pembuat karya, judul karya, ukuran, teknik dan media yang dipakai untuk
membuat karya.
Selanjutnya , menyiapkan ruang pameran. Ruang pameran harus ditata
agar dapat memberikan suasana nyaman. Selain itu, usahakan komunikasi
antara pengunjung dengan penyelenggara pameran dapat berjalan dengan
baik.
Jalur lalu lintas dalam ruang pameran diatur dan diusahakan satu arah
dengan membedakan pintu masuk dan pintu keluar. Hal ini memudahkan
mobilisasi pengunjung dalam pameran tersebut
.
Karya harus disusun yang menarik dan mudah dilihat. Jadi, tugas yang
akan dibuat tidak hanya menyiapkan hasil karya sendiri, tetapi juga
menatanya dengan artistik. Penataan karya seni yang dipamerkan dapat
menarik pengunjung untuk menikmati dan mengapresiasi karya tersebut.
Penyelenggaraan pameran perlu dipublikasikan lewat pengumuman yang
ditempel di papan pengumuman atau menggunakan spanduk yang dipasang di
tempat yang strategis.
Bentuk dokumentasi dapat berupa catatan jumlah pengunjung pameran,
pesan, kesan, atau saran pengunjung. Oleh karena itu, perlu adanya buku
tamu yang disediakan d: dekat pintu masuk clan dijaga oleh petugas.
Pesan, kesan, clan saran pengunjung dapat ditampung pada buku khusus
yang diletakkan di atas meja dekat pintu keluar yang juga dijaga oleh
penjaga. Dokumentasi ini dapat menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan
pameran.
Pada saat yang telah ditetapkan, pameran dibuka secara resmi.
Pembukaannya dapat berupa kata pengantar atau sambutan dan kepala
sekolah atau yang mewakili. Dapat pula dimeriahkan dengan hiburan berupa
musik, teater, atau tari.
Kegiatan pameran dapat ditutup dengan diskusi dan mendatangkan para
kritikus, seniman, ataupun pengamat serta pemerhati seni rupa. Tujuan
diskusi adalah untuk menambah wawasan akan seni rupa. Selain itu,
kegiatan tersebut dapat menjadi evaluasi terhadap pelaksanaan pameran
ataupun ajang kritik terhadap karya-karya yang baru saja dipamerkan.
Seni Rupa (IPA)
Mengapresiasi karya seni rupa
- Membandingkan corak seni rupa tradisional dengan seni rupa modern/kontemporer
SENI RUPA TRADISIONAL
Pengertian
Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup
masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Seni tradisional
yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski
pun tidak menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara
dua daerah yang berdekatan.
Ciri-ciri
* Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam
suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun
seremonial/istanasentris.
*Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
Contoh
Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah, batik, songket, dan lain-lain.
SENI RUPA MODERN
Pengertian
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan
suatu adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan
aliran-aliran seni rupa.
Ciri-ciri
*Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
*Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
Contoh
Lukisan-lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman, Basuki Abdullah, Affandi, S.Soedjojono dan pelukis era modern lainnya.
Seniman
Raden Saleh Syarif Bustaman, Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah,
Wakidi, Wahid Somantri, Agus Jaya Suminta, S. Soedjojono, Ramli, Abdul
Salam, Otto Jaya S, Tutur, dan Emira Sunarsa.
SENI RUPA KONTEMPORER
Pengertian
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak
modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih
tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau
saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh
aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan
kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu
yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada
Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Ciri-ciri
*Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
*Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya
batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari,
musik, hingga aksi politik.
Contoh
Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental art.
Seniman
Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho
- Menjelaskan perkembangan seni rupa modern/kontemporer di Indonesia
Perjalanan Seni Rupa Modern
Ketika manusia memulai peradabannya di dunia ini, di mana manusia belum
mengenal tulisan bahkan teknologi seperti sekarang ini, manusia sudah
mengenal seni rupa, meskipun masih dalam taraf yang sangat sederhana.
Sebagai bukti bahwa seni rupa sudah ada sejak zaman Pra-sejarah adalah
banyaknya peninggalan-peninggalan purbakala yang memiliki nilai estetika
seperti kapak dari batu (peninggalan zaman Neolitikum/batu muda),
Menhir dan lain-lain.
Hapir di seluruh penjuru dunia banyak ditemukan peninggalan-peninggalan yang berupa karya seni rupa. Karya seni rupa zaman pra-
sejarah,
cenderung bersifat magis dan religius seperti salah satu peninggalan
karya seni rupanya yaitu menhir yang berupa sebuah patung dari batu.
Patung ini berfungsi sebagai tanda peringatan peristiwa pemujaan
terhadap roh nenek moyang dan terkadang dianggap sebagai tempat
bersemayamnya roh nenek moyang mereka.
Budaya rupa semacam ini masih bertahan sampai masuknya berbagai agama
khususnya di Indonesia. Era modernisme dimulai dari belahan dunia
bagian barat (Eropa dan Amerika) dengan banyaknya muncul seniman-seniman
dari benua biru.
Di awal zaman raenessance, para seniman (perupa) masih belum bisa
mendapatkan kebebasan dalam menuangkan ekspresinya, karena pada masa
ini, seniman masih berada di bawah tekanan para bangsawan dan kaum
gereja, dimana para seniman membuat sebuah karya berdaarkan permintaan
para diktator di atas. Dalam situasi ini, para diktator diktator seni
yang bisa memaksakan arah perkembangan seni, karena merekalah yang
membiayainya.
Dengan mulainya masyarakat menyukai karya-karya seni seperti lukisan dan
patung yang ukurannya relative kecil, maka para seniman mulai menemukan
kebebasannya dalam berkarya, karena tidak bergantung lagi pada para
bangsawan sebagai sponsor. Para seniman dapat membiayai pembuatan
karyanya sendiri yang kemudian banyak diminati oleh para rakyat kecil.
Abad ke-15 dimana masa raenessance berkembang, merupakan awal
mulainya seni modern. Rene Descartes (1556-1650), Cugito Ergosum
(1646-1716), Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Lockee (1632-1704),
mereka adalah para filsuf peletak dasar modernisme dalam dunia seni.
Pecahnya revolusi Perancis 1789, merupakan salah satu tanda
kebangkitan seni rupa modern, yang kemudian diikuti dengan munculnya
pelukis dari Perancis yang bernama J.L. David. Tidak hanya J.L. David,
tetapi pelukis seperti Vincent Van Gogh dan Leonardo Da Vinci juga
seniman yang menjadi tanda kebangkitan era seni rupa modern
- Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik
dalam karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia dengan memperhatikan
konteks kehidupan masyarakat
Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia
Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia beragam bentuk,
jenis, dan corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni
lukis, grafis, batik, dll; tiga dimensi: seni patung, keramik, seni
instalasi, dll. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia
menciptakan suatu karya seni rupa sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni
rupa di Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan
terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di
baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi adalah
penghargaan atau penilaian. Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam
menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni rupa.
Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan dengan sikap
empati berupa ungkapan kata-kata atau tanggapan secara lisan/tertulis.
Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui hasil karyanya
dengan cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi ada pula yang
mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna
tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
- Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya
berdasarkan pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
- Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai
estetik yang tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau
terharu.
- Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap
suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa,
dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa, yaitu:
- Deskriptif (paparan secara obyektif)
- Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
- Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
- Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
- Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
- Menggambar teknik/ perspektif lanjutan
Teknik Dasar Menggambar Perspektif
Teknik Dasar Menggambar Perspektif
Teknik ini tercipta karena keterbatasarn jarak pandang mata kita
dalam melihat objek. Semakin jauh jarak mata dengan benda, semakin kecil
pula penampakannya dan bahkan akan hilang dari pandangan pada jarak
tertentu. Sebaliknya, semakin dekat jarak mata kita dengan benda, maka
benda tersebut akan terlihat semakin besar. Secara teknis, perspektif
terdiri dari perspektif satu titik mata, 2 titik mata, dan tiga titik
mata.
A. Perspektif 1 Titik Mata
Pada dasarnya, perspektif satu titik mata, dua titik mata, dan tiga
titik mata bisa dibagi lagi menjadi berbagai sudut pandang berdasarkan
posisi mata kita berada. Lebih sederhananya, sudut pandang bisa dibagi
menjadi menjadi 3 macam sudut pandang, yaitu sudut pandang mata burung,
sudut pandang normal, sudut pandang mata kucing.
- Sudut pandang mata burung.
Pada sudut pandang mata burung, mata kita seolah-olah berada di atas dan
melihat objek berada di bawah. Jadi, letak garis horizon berada pada
garis itu, bisa di bagian kiri, tengah, atau kanan. Bahkan bisa juga
ditelakkan di luar bidang gambar. Setiap objek yang digambar, garisnya
bersumber dari titik mata.
b. Sudut pandang normal
Pada sudut pandang normal, diri kita seolah-olah berdiri normal
memandang lurus kedepan. Dengan demikian, bagian atas dan bagian bawah
nya terlihat seimbang. Letak garis horizon tepat di tengah-tengah bidang
dan titik mata bisa diletakkan di mana saja pada garis tersebut. Semua
objek yang digambar garisnya berasal dari satu titik mata.c. Sudut pandang mata kucing
Pada sudut pandang ini, seolah-olah mata kita dalam posisi tiarap dan
melihat kedepan sehingga penampakan objek bagian atas akan lebih domain.
Letak Garis horizon di bagian bawah bidang gambar dan letak titik
hilang pada garis horizon. TItik mata ini dijadikan pusat untuk menarik
garis dalam menggambarkan setiap objek benda.
B. Perspektif 2 Titik Mata
Secara teknis, perspektif 2 titik mata hampir sama dengan teknik
perspektif 1 titik mata. Pada teknik perspektif 2 titik mata, pada garis
horizon terdapat 2 titik fokus. Persimpangan garis yang berasal dari 2
titik mata ini akan membentuk sebuah sudut. Biasanya, jika jarak antara 2
titik ini terlalu dekat, penampakan objek gambar mengalami distorsi.
Tahapan untuk menggambar teknik perpektif 2 titik mata juga hampir sama
dengan teknik perspektif 1 titik mata,
- Perspektif 3 Titik Mata
Perspektif dengan 3 titik mata biasanya hanya dipakai untuk
menggambarkan sesuatu yang sangat luas, besar, tinggi, dan secara visual
mengalami distorsi yang sangt ekstim.
Biasanya teknik ini dipakai untuk menggambar outdoor dan sudut
pandang dari udara, meskipun bisa juga dipakai untuk sudut pandang dari
bawah(sudut pandang mata kucing). Agar tidak mengalami distorsi yang
berlebihan, sebaiknya titik mata diletakkan jauh diluar bidang gambar.
Pada dasarnya, teknik dan tahapan menggambar perspektif 3 titik mata
ini hampir sama dengan teknik menggambar dengan perspektif 1 dan 2 titik
mata.
Garis horizon tidak selamanya harus diletakkan horizontal, namun bisa juga diagonal untuk menggambarkan impresi yang berbeda.
Menentukan Sudut Pandang dan Titik Mata
Kadang kita menemui gambar perspektif yang terlihat tidak
seimbang atau beberapa furniturnya terpotong. Permasalahan ini dapat di
atasi dengan cara:
– Garis Horison dapat diturunkan atau dinaikkan sehingga bagian objek dapat terjangkau oleh sudut
pandang pengamat.
– Kedudukan pengamat dimundurkan lebih jauh dari bidang gambar sehingga seluruh bagian objek dapat
terjangkau oleh sudut pandang pengamat.
Untuk menentukan titik mata dapat dengan cara menentukan terlebih
dahulu bagian ruang yang akan ditampilkan secara maksimal. Pada
perspektif satu titik, bila bagian ruang yang akan ditampilkan adalah
bagian kanan, maka titik mata cenderung berada di sebelah kiri menjauhi
garis normal dan bagian kanan ruang pada gambar. Cara ini berlaku untuk
bagian ruang lainnya (kiri, atas dan bawah). Sedangkan pada perspektif
dua titik, bila bagian ruang yang akan ditampilkan adalah bagian kanan,
maka titik mata sebelah kiri akan menjauhi dan titik mata kanan akan
mendekati bagian kanan ruang pada gambar
- Membuat karya seni rupa murni dan terapan yang dikembangkan dari beragam corak dan teknik seni rupa
Seni murni :
Gaya atau corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara
garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
tradisional, modern, dan postmodern.
- Tradisional
Seperti halnya karya seni rupa Nusantara, perupa seni rupa
mancanegara juga memiliki gaya tradidional. Gaya ini juga terbagi
menjadi dua, yaitu primitif dan klasik.
- Modern
Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah
mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi
gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: gaya
representatif,
depormatif, dan
nonrepresentatif.
- 1. Representatif
Kata
representatif berasal dari
representasi yang mengandung pengertian sesungguhnya,
nyata, atau sesuai dengan
keadaan.
Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan yang nyata pada
kehidupan masyarakat atau keadaan alam. Gaya seni rupa yang tergolong
representatif, antara lain : romantis, naturalis, dan realis.
- a) Romantisme
Istilah romantisme berasal dari
roman yang berarti
cerita dan
ismeyang berarti
aliran/gaya. Romantisme
adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya mengandung cerita
kehidupan manusia atau binatang. Perupa mancanegara yang mempelopori
gaya ini, antara lain : Fransisco Goya (Spanyol), Turner (Inggris), dan
Rubens (Belanda). Perupa Nusantara yang mengambil gaya itu adalah Raden
Saleh.
- b) Naturalisme
Istilah naturalisme berasal dari kata
nature atau
natural yang berarti
alam dan
isme yang berarti
aliar/gaya.
Naturalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya sesuai
dengan keadaan alam atau alami. Pelukis gaya ini pada umumnya mengambil
pemandangan alam sebagai objeknya. Perupa mancanegara yang mengambil
gaya ini antara lain Rubens, Claude, Gainsborough, Constable, dan
Turner. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Abdullah
Suryosubroto, Wakidi, Mas Pringadi, dan Basuki Abdullah.
- c) Realisme
Istilah realisme berasal dari kata
real yang berarti
nyata dan
ismeyang berarti
gaya/aliran.
Realisme adalah gaya/alaran seni rupa yang menggambarkannya sesuai
dengan kenyataan hidup. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini antara
lain Trubus, Tarmizi, Wardoyo, dan Dullah. Seedangkan perupa mancanegara
yang mengambil gaya ini adalah Remandt van Rijn (Belanda).
- 2. Deformatif
Istilah
deformatif berasal dari
deformasi yang berarti
perubahan bentuk.
Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru,
namun masi menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa yang tergolong
deformatif, antara lain : Surrealisme, impresionisme, ekspresionisme,
dan kubisme.
- a) Surealisme
Istilah surrealisme berasal dari kata
sur yang berarti
melebih-lebihkan, kata
real yang berarti
nyata, dan
isme berarti
gaya/aliaran.
Surrealisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya
melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutnya otomatisme
psikis yang murni atau mimpi. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya
ini adalah Salvador Dali.
- b) Impressionisme
Impressionisme berasal dari kata
impression yang berarti
kesan sesaat dan
isme yang
berarti gaya/aliran.
Impressionalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya
sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis. Gaya ini dipelopori
oleh perupa mancanegara seperti Claude Monet, Paul Cezanne, Georges
Seurat, dan Paul Gauguin. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini,
antara lain S. Sudjojno.
- c) Ekspressionisme
Ekspressionisme berasal dari kata
expression yang berarti
ungkapan jiwa yang spontan dan
isme yang berarti
gaya/aliran.
Ekspressionisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya
sesuai dengan keadaan jiwa perupa yang spontan pada saat melihat objek.
Gaya seni rupa ini diplopori oleh pelukis Belanda bernama Vincent van
Gogh. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini adalah Affandi.
- d) Kubisme
Kubisme berasal dari kata
kubus yang berarti
bidang atau
bentuk persegi empat dan
isme yang berarti
gaya/alrian.
Kubisme adalah aliran/gaya seni rupa yang penggambarannya berupa bidang
persegi empat atau bentuk dasarnya kubus. Gaya seni rupa ini dipelopori
oleh pelukis Spanyol yang bernama Pablo Picasso. Perupa Nusantara yang
mengikuti gaya ini adalah But Muchtar, Mochtar Apin, Srihadi, dan Fajar
Sidik.
- Nonrepresentatif (Abstraksionalisme)
Kata
Nonrepresentatif atau abstrak mengandung pengertian
suatu bentuk yang sukar dikenali.
Suatu gaya yang lebih sederhana bahkan bentuknya sama sekali
meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa susunan garis,
bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa yang
berbentuk abstrak ini ada yang abstrak ekspresionis dan abstrak murni.
Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara, antara lain : Paul Klee,
Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan Jackson Pollock. Perupa Nusantara
yang mengikuti gaya ini adalah Amry Yahya, Fajar Sidik, But Muchtar, dan
Srihadi.
- Postmodern
Postmodern atau disingkat “Posmo” adalah gaya seni rupa
pasca atau sesudah modern. Sejalan dengan perkembangan budaya masyarakat
dunia, seni rupa pun ikut mengalami perkembangan gaya. Jika seni rupa
tradisional memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan
sedikit ornamental. Gaya “posmo” lebih bebas dan cenderung tidak
memiliki aturan tertentu. Eksplorasi unsur rupa banyak dilakukan untuk
gaya ini. Kritik sosial dan kemasyarakatan merupakan tema yang cukup
dominan untuk karya-karya posmo
Seni Terapan
Seni rupa terapan adalah hasil karya
seni rupa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau
manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan,
patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan
bingkai foto.
Selain itu karya seni rupa terapan juga dibedakan menjadi 3, yaitu
hasil karya ukiran, hasil karya patung, dan hasil karya batik.
- Menurut hasil karya ukiran, contoh benda-bendanya adalah ukiran kayu dari Jepara dan ukiran kayu dari Bali.
- Menurut hasil karya patung, contoh benda-bendanya adalah patung kayu dari suku Asmat, patung batu Pangeran Diponegoro, dan Patung kayu dari Bali.
- Menurut hasil karya batik, contoh benda-bendanya adalah baju, sprei, kain, gorden, dll
- Menyiapkan karya seni rupa yang telah diciptakan untuk pameran di sekolah atau luar sekolah
Mengumpulkan Hasil Karya
Pengertian
Hasil karya yang dipamerkan dikumpulkan dengan cara seleksi. Jenis
karya ini terdiri dari karya seni rupa yang meliputi dua dimensi dan
tiga dimensi serta kerajinan tangan. Pengumpulan karya ini sekaligus
sebagai pengumpulan atau pemasukan nilai mata pelajaran Seni Budaya dan
Kerajinan.
Karya yang bisa dikerjakan secara pribadi (individu) dan kelompok (kolektif) adalah:
- Menggambar bentuk (benda), pemandangan, gambar reklame, karikatur,
kartun, wayang purwa gambar hiasan vignete, dan menggunakan huruf
(kaligrafi).
- Mengukir atau ukiran pada kayu, cadas, tanah liat dan relief.
- Seni lukis.
- Seni pahat (seni patung).
- Seni kerajinan dengan membuat benda pakai dan benda hias.
- Merangkai bungan, merangkai sayur, merangkai janur, dan merangkai buah.
- Hasil karya menjahit, menyulam, kruistik, dan bordir.
Hasil karya seni tersebut disimpan di tempat khusus yang aman
sehingga pada waktu yang ditentukan untuk pameran siap untuk ditata.
Pengelompokan Hasil Karya
Untuk memudahkan kegiatan pengumpulan dan pendaftaran hasil karya
dapat langsung diselesaikan dengan mengadakan pengelompokan sebagai
berikut:
- Berdasarkan Jenis Karya
- Karya kerajinan tangan adalah hasil seni kriya/kerajinan karena kreativitas tangan.
- Karya seni rupa adalah karya seni yang dapat diraba, dilihat serta mempunyai wujud.
- Karya seni musik
- Karya seni tari.
- Berdasarkan Dimensi
Ada dua dimensi dan tiga dimensi.
Yang termasuk dua dimensi , contohnya : gambar lukisan, mozaik, dan anyaman.
Yang termasuk tiga dimensi, contohnya : patung, perabot ukir, anyaman berkerangka.
- Berdasarkan Ukuran
Kerajinan tangan dan seni rupa yang dibuat siswa tentu memiliki
ukuran yang bervariasi. Karya yang berukuran kecil dikelompokkan dengan
ukuran kecil dan yang berukuran besar dikelompokkan dengan yang besar.
Pengelompokkan ini dilakukan untuk mempermudah penataan karya dalam
ruang pameran.
- Berdasarkan Tema
Hasil karya yang dibuat tentunya memiliki tema yang berbeda-beda, untuk mempermudah penataan karya dan urutannya.
Kelengkapan Pameran Kerajinan Tangan dan Seni Rupa
Kelengkapannya antara lain :
- Meja untuk menempatkan karya-karya kerajinan tangan.
- Meja untuk menempatkan karya-karya patung.
- Sketsel atau papan panel, untuk menempatkan karya-karya gambar dan lukisan.
- Meja untuk menempatkan buku tamu dan buku saran.
- Katalog yang memuat daftar karya dan penciptaannya.
- Tape recorder untuk memutar lagu atau musik instrumentalia.
- Label untuk mencantumkan judul, media, penciptaan dan karya.
- Lampu penerangan ruangan.
- Spanduk untuk publikasi.
Pengorganisasian Pameran
Pengorganisasian merupakan proses pengelolaan serta pengaturan, agar
apa-apa yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi yang baik hendaknya memiliki persyaratan sebagai berikut:
- AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga)
- Susunan Panitia
- Program Kerja
- Kegiatan
pengorganisasian Pameran
penentuan masalah tempat dan waktu seharusnya dibicarakan bersama
setelah panitia tersusun, sehingga merupakan suatu kesepakatan yang
harus dipatuhi bersama.
- Menata karya seni rupa yang diciptakan dalam bentuk pameran sekolah atau luar sekolah
Penyelenggaraan pameran dapat dilakukan dalam kelas ataupun sekolah.
dimana pun pameran digelar perlu persiapan agar pelaksanaan pameran
dapat berlangsung sukses. persiapan tersebut meliputi: pembentukan
panitia pameran, menentukan materi atau karya yang akan dipamerankan,
penyiapan ruang pameran, persiapan publikasi serta dokumentasi, dan lain
sebagainya.
Setelah pembentukan panitia, maka semua anggota panitia segera
bekerja sesuai dengan tugasnya. Langkah awal adalah mengumpulkan karya
seni rupa dari semua siswa berupa karya seni rupa, baik dua dimensi
maupun tiga dimensi. Selanjutnya, karya dibuat daftarnya sehingga
memudahkan untuk membuat katalog yang berisi nama pembuat karya, judul
karya, ukuran, teknik dan media yang dipakai untuk membuat karya.
Selanjutnya , menyiapkan ruang pameran. Ruang pameran harus ditata
agar dapat memberikan suasana nyaman. Selain itu, usahakan komunikasi
antara pengunjung dengan penyelenggara pameran dapat berjalan dengan
baik.
Jalur lalu lintas dalam ruang pameran diatur dan diusahakan satu arah
dengan membedakan pintu masuk dan pintu keluar. Hal ini memudahkan
mobilisasi pengunjung dalam pameran tersebut.
Karya harus disusun yang menarik dan mudah dilihat. Jadi, tugas yang
akan dibuat tidak hanya menyiapkan hasil karya sendiri, tetapi juga
menatanya dengan artistik. Penataan karya seni yang dipamerkan dapat
menarik pengunjung untuk menikmati dan mengapresiasi karya tersebut.
Penyelenggaraan pameran perlu dipublikasikan lewat pengumuman yang
ditempel di papan pengumuman atau menggunakan spanduk yang dipasang di
tempat yang strategis.
Bentuk dokumentasi dapat berupa catatan jumlah pengunjung pameran,
pesan, kesan, atau saran pengunjung. Oleh karena itu, perlu adanya buku
tamu yang disediakan d: dekat pintu masuk clan dijaga oleh petugas.
Pesan, kesan, clan saran pengunjung dapat ditampung pada buku khusus
yang diletakkan di atas meja dekat pintu keluar yang juga dijaga oleh
penjaga. Dokumentasi ini dapat menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan
pameran.
Pada saat yang telah ditetapkan, pameran dibuka secara resmi.
Pembukaannya dapat berupa kata pengantar atau sambutan dan kepala
sekolah atau yang mewakili. Dapat pula dimeriahkan dengan hiburan berupa
musik, teater, atau tari.
Kegiatan pameran dapat ditutup dengan diskusi dan mendatangkan para
kritikus, seniman, ataupun pengamat serta pemerhati seni rupa. Tujuan
diskusi adalah untuk menambah wawasan akan seni rupa. Selain itu,
kegiatan tersebut dapat menjadi evaluasi terhadap pelaksanaan pameran
ataupun ajang kritik terhadap karya-karya yang baru saja dipamerkan.