Minggu, 08 Januari 2017

PELAJARAN EDITING VIDEO


Secara umum, proses editing film dibedakan menjadi dua metode, yakni Continuity Cutting dan Dynamic Cutting.
 
1 Continuity Cutting
Metode ini merupakan metode editing film yang berisi penyambungan dari dua buah adegan yang mempunyai kesinambungan.
2 Dynamic Cutting
Metode editing film yang berisi penyambungan dari dua buah adegan yang tidak mempunyai kesinambungan.
Teknik Editing Film
Teknik editing film dikategorikan menjadi empat jenis, yakni pararel editing, cross cutting, contras editing, dan montase trope.
1 Pararel Editing
Yakni kalau ada dua adegan yang mempunyai persamaan waktu, harus dirangkaikan silih berganti.
2 Cross Cutting
Yakni beberapa adegan yang disilang atau penyilangan dua adegan dalam waktu tidak bersamaan.
3 Contras Editing
Yakni susunan gambar yang memperlihatkan kontradiksi dua adegan atau lebih.
4 Montase Trope
Yakni sistem editing yang mempergunakan simbol atau lambang-lambang yang menimbulkan pemikiran pada penonton
 
 
Editing Video
Pada dasarnya, editing film dengan video tidak ada bedanya. Hal yang membedakannya, yakni pada aspek teknologinya. Karena dalam perkembangannya muncul teknologi digital, untuk lebih jelasnya dibedakan antara analog dan digital.
Linear dan Nonlinear Editing
 
Jika kita cermati, sebetulnya editing film yang kita saksikan pada umumnya menggunakan nonlinear editing karena di dalamnya memungkinkan terjadinya penambahan atau pengurangan di sembarang tempat terhadap shot dan scene-scene yang ada. Secara umum untuk membedakan antara linear editing (analog dan digital) dan nonlinear editing terlihat pada aspek teknologinya. Ramang Syah menjelaskan, pada proses pengalihan editing video tape yang sangat mendasar adalah proses pengalihan/dubbing dari sumber material (original tape) ke edit master (master tape). Untuk melakukan editing, hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan secara bertahap, yakni:
 
1) memilih gambar dan suara dari sumber materi dan tentukan bagian-bagian mana yang ditransfer ke master tape,
2) kemudian temukan bagian-bagian itu harus ditempatkan pada master tape,
3) untuk mendapatkan sequence yang tepat sesuai dengan naskah, bagian-bagian tadi harus ditempatkan pada ruang kolom yang sesuai,
4) sesudah itu informasi tadi dialih/dub dari sumbernya ke master tape, scene by scene. Sampai saat ini, belum ada keseragaman dalam proses rekaman gambar sehingga setiap produser mendesain dan membuat video tape recorder (VTR) menurut versinya masing-masing. Hal ini dapat kita jumpai pada format-format VTR yang banyak dipasarkan antara lain Format B, C, Umatic, Betacam, dan lain-lain. Saat ini yang dianggap paling tinggi kualitas gambar dan suaranya adalah digital VTR yang dirintis oleh Matsushita Panasonic dengan type AD 350 (kamera dan VTR digital pertama kali digunakan di Olimpiade Barcelona 1992).
VTR merupakan suatu mesin yang terdiri atas sistem elektronik dan mekanik yang digunakan saat rekaman, editing, dan penyiaran. Alat ini berfungsi merekam signal video dan audio kemudian memutar kembali kedua signal tersebut (play back) secara bersamaan (syncron). Selain kedua signal tadi, juga turut terekam signal pengontrol (CTL = control track line) dan signal identifikasi/addres (TC + time code) (Syah, 2000 : 1-2).
Linear Editing
Pada sistem linear editing, prosesnya dilakukan dengan cara langsung dan apabila terdapat kekurangan dan kesalahan, akan dilakukan pengulangan. Pada akhirnya, editing sistem ini menuntut peralatan yang besar dan bermutu untuk menjaga kualitas hasil yang sedang dikerjakan. Pada umumnya, peralatan semacam ini hanya dimiliki oleh kalangan tv penyiaran (broadcasting house) dan production house (PH) skala besar. Jika hasilnya belum sempurna, akan dilakukan pengulangan editing yang memakan cukup banyak biaya. Untuk kalangan pembuat film indie, sistem ini jarang dipakai.
Dalam sistem ini, seorang editor harus teliti dan cermat dalam mengedit. Jika terjadi kesalahan sedikit saja, pekerjaan yang hampir selesai bisa jadi harus diulang dari awal. Lantas apa yang membedakan antara analog dan digital?
Pengertian umum analog dari teknologi media audio visual adalah cara merekam yang dilakukan, baik ketika shooting video maupun saat mentransfer dari pita satu ke pita yang lain dengan perangkat kerjanya, merupakan proses perekaman gelombang cahaya secara berkesinambungan (kontinyu) menjadi satu bentuk kurva garis melengkung, seperti garis grafik yang lengkungannya bergantung pada tinggi rendahnya cahaya itu sendiri.
Adapun pengertian digital merupakan proses perekaman gelombang cahaya dengan pola terputus-putus on-off lalu on-off begitu seterusnya, sesuai dengan karakternya dari teknologi komputer, yang pada akhirnya menjadi satu bentuk kurva garis kotak-kotak yang juga membentuk grafik yang terdiri atas banyak kotak kecil (Sahid, 2000:1).
Nonlinear Editing
Sistem inilah yang kini banyak diminati kalangan indie karena di samping mudah juga murah dan bisa dilakukan di setiap PC. Edit sistem ini sering disebut juga dengan istilah digital video editing. Sistem ini juga bisa disebut dengan Random Access dari video dan audio ke dalam suatu media rekam berupa disk (disk storage) atau hard disk.
Penyimpanan data di hard disk sangat memudahkan pengolahan. Selama data masih tersimpan di dalamnya, seorang editor bisa berulang-ulang mengedit bagian yang kurang sempurna tanpa harus mengulang dari awal lagi. Selain itu jika hasilnya sudah final, bisa dikopi berulang-ulang dengan kualitas yang tetap. Jika menggunakan teknologi analog, hasil berupa kaset tidak akan tahan sampai lima generasi pengkopian.
Langkah-langkah non linear editing adalah sebagai berikut:
1. Logging Artinya pada sistem nonlinear editing yang dicatat adalah time code in (angka perhitungan jalannya pita kaset) dan time code out dari sebuah shot secara utuh, dari klip awal hingga sutradara memutuskan cut pada sebuah shot. Pada umumnya, mesin nonlinear editing jenis apa pun memiliki keterbatasan dari hard disk yang sangat berhubungan erat dengan banyaknya gambar yang bisa disimpan dalam memorinya. Dengan keterbatasan ini, seorang editor harus betul-betul memilih shot yang baik. Selection of action sudah dilakukan pada tahap logging ini. Apabila ada kesempatan, alangkah baiknya editor melihat lebih dahulu materi shot yang akan di logging. Pada tahap ini dilakukan pengadministrasian yang efektif sebab ada hal-hal prinsip yang harus dilakukan dalam menuliskan deskripsi dari shot-shot itu. Pertama editor harus menulis terlebih dahulu nomor scene pada awal kalimat, kemudian disusul masing-masing dengan nomor shot, dan nomor take, baru disusul dengan nama tokoh (karakter) yang akan muncul pada gambar itu, setelah itu keterangan peristiwa apa yang dialami atau terjadi dengan tokoh itu.
2. Digitizing Yaitu proses memasukkan gambar dan suara yang sudah di- logging ke hard disk komputer. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, editor harus memutuskan dahulu akan menggunakan audio video resolution (AVR) berapa, yaitu tingkat kualitas gambar seperti apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan awal ini.
3. Editing Film Pada tahap ini, editor biasanya melakukan off line edit dahulu untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari program yang diedit. Namun dalam kegiatan nonlinear editing jika mesin yang digunakan kualitasnya baik seperti Avid, on line d a n off line dapat dilakukan sekaligus.
4. Redigitize Proses ini dilakukan dengan cara menggunakan edit decition list (EDL). Jika anda menggunakan mesin untuk off line berbeda dengan menggunakan mesin pada saat on line, kita harus menggunakan EDL dari time line yang sudah ada ketika membuat off line editing. Hal ini penting agar tidak terjadi perbedaan AVR di dalam satu time line, yang menyebabkan komputer tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya (Sahid, 2000: 5).
Pedoman Pemotongan (Cuting)
Pemotongan adalah lang,kah lanjutan setelah proses capturing dilakukan. Pemotongan dilakukan terhadap gambar redundan yang berupa
1) bidikan-bidikan yang terlampau pendek yang disebabkan suatu kesulitan atau hal-hal lain pada saat pengambilan gambar. Umpamanya ketika juru kamera mengadakan pengambilan gambar lantas pandangannya terhalang oleh orang ramai,
2) hasil pengambilan panning yang kurang stabil serta pencahayaan yang terlampau terang atau terlalu gelap,
3) bidikan yang terlampau panjang harus dibuang sebagian karena ini dapat membuat penonton jemu,
4) gambar-gambar yang kurang tajam (out of focus) jika hal ini tidak disengaja,
5) hal-hal yang dirasakan mengganggu kelancaran isi cerita
 
Kewajiban editor film
1) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan seorang editor film dapat bekerjasama dengan kamerawan dalam melakukan analisis skenario mengenai konstruksi dramatiknya, dan bekerja sama dengan sutradara untuk mendapatkan penyesuaian penafsiran mengenai editingnya.
2) Tahap pengerjaan
- Melakukan pemisahan shot yang terpakai (OK) dengan yang tidak (NG) dengan catatan shooting report atau penjelasan langsung sutradara.
- Melakukan editing pendahuluan untuk mendapatkan penyesuaian atas konsep dasar editing yang diinginkan bersama dan memberikan gagasan-gagasan perekaman dalam hubungannya dengan editing.
3) Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan suara kesan (efek suara).
4) Mendampingi juru suara dalam melakukan rekaman kembali untuk memenuhi kebutuhan serta memberikan gagasan-gagasan perekaman dalam hubungannya dengan editing.
5) Mendapatkan persetujuan sutradara atas hasil akhir editing.
6) Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan kepadanya untuk editing.
Hak Editor Film
1) Mengajukan usul kepada sutradara untuk mengubah urutan penuturan gambar dari yang tercantum dalam skenario guna mendapatkan konstruksi dramatik yang lebih baik.
2) Mengajukan usul kepada sutradara untuk memenuhi bahan materi gambar ataupun suara yang kurang.
3) Mengajukan koreksi kepada sutradara atas konsep pengadaan unsur suara untuk dasar kepentingan editing film.
4) Didengar pendapatnya atas perubahan editing pada kopi edar (release copy).
 
 
Lebih Spesifik Kualitas Editor Proffessional sekelas Hollywood, sudah pasti bukan EDITOR VIDEO, karena secara Teknispun berbeda.
Kemampuannya bukan sekedar Teknis aja, tapi FILOSOFI PEMAHAMAN EDITING menjadi PRIORITAS. Editor sekelas Hollywood sudah pasti memahami benar apa itu KONSEP, PRINSIP, METODE hingga DIMENSI EDITING, dan bisa membedakan EDITING dengan MONTAGE, Dimana semuanya itu bisa di pelajari dari Sejarah EDITING.
 
* Bicara masalah KONSEP EDITING akan selalu mengacu pada Countinuty dengan dalil 180 derajatnya, dan Alternatif to Countinuty 360 derajat yang berhubungan dengan SCREEN DIRECTION
* PRINSIP EDITING sudah pasti paham-paham mengenai konvensi umum dari Gaya editingnya LUMIERE dengan REALISME, MELIES dengan CLASSICAL CUTTING (Emphasize, Underline,hingga Dramatize) sampai ke era ABSTRACT Cutting
* METODE EDITING sebagai pemahaman dasar bagaimana Editor menggunakan METODE-METODE EDITING seperti apa Fungsi dari CUTTING, apa fungsi CROSS CUTTING, kenapa harus pake INTERCUT, kenapa harus pake CUT AWAY, apa alasanya menggunakan OPTICAL EFFECT, dll.
* DIMENSI EDITING haruslah dipahami, sebagai pola-pola dasar Editing dalam DIMENSI GRAFIS, RITMIS, TEMPORAL, dan SPASIAL
Tanpa pemahaman EDITING DASAR diatas, jangankan jadi Editor FILM HOLLYWOOD, untuk menjadi Editor untuk FILM BIOSKOP INDONESIA saja belum dapat di terima.
Seseorang yang MENGUASAI TEKNIS OPERASIONAL SOFTWARE EDITING saja tanpa memiliki KEMAMPUAN EDITING belum dapat di sebut dengan EDITOR,namun lebih dikenal sebagai OPERATOR EDITING.
SENI BUDAYA KELAS 12

SENI RUPA TRADISIONAL
Pengertian
Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski pun tidak menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah yang berdekatan.
Ciri-ciri
* Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
*Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
Contoh
Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah, batik, songket, dan lain-lain.
SENI RUPA MODERN
Pengertian
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa.
Ciri-ciri
*Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
*Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
Contoh
Lukisan-lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman, Basuki Abdullah, Affandi, S.Soedjojono dan pelukis era modern lainnya.
Seniman
Raden Saleh Syarif Bustaman, Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi, Wahid Somantri, Agus Jaya Suminta, S. Soedjojono, Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, dan Emira Sunarsa.
SENI RUPA KONTEMPORER
Pengertian
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Ciri-ciri
*Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
*Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.
Contoh
Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental art.
Seniman
Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho
  1. Menjelaskan perkembangan seni rupa modern/kontemporer di Indonesia
Perjalanan Seni Rupa Modern
Ketika manusia memulai peradabannya di dunia ini, di mana manusia belum mengenal tulisan bahkan teknologi seperti sekarang ini, manusia sudah mengenal seni rupa, meskipun masih dalam taraf yang sangat sederhana. Sebagai bukti bahwa seni rupa sudah ada sejak zaman Pra-sejarah adalah banyaknya peninggalan-peninggalan purbakala yang memiliki nilai estetika seperti kapak dari batu (peninggalan zaman Neolitikum/batu muda), Menhir dan lain-lain.
Hapir di seluruh penjuru dunia banyak ditemukan peninggalan-peninggalan yang berupa karya seni rupa. Karya seni rupa zaman pra-sejarah, cenderung bersifat magis dan religius seperti salah satu peninggalan karya seni rupanya yaitu menhir yang berupa sebuah patung dari batu. Patung ini berfungsi sebagai tanda peringatan peristiwa pemujaan terhadap roh nenek moyang dan terkadang dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh nenek moyang mereka.
Budaya rupa semacam ini masih bertahan sampai masuknya berbagai agama khususnya di Indonesia. Era modernisme dimulai dari belahan dunia bagian barat (Eropa dan Amerika) dengan banyaknya muncul seniman-seniman dari benua biru.
Di awal zaman raenessance, para seniman (perupa) masih belum bisa mendapatkan kebebasan dalam menuangkan ekspresinya, karena pada masa ini, seniman masih berada di bawah tekanan para bangsawan dan kaum gereja, dimana para seniman membuat sebuah karya berdaarkan permintaan para diktator di atas. Dalam situasi ini, para diktator diktator seni  yang bisa memaksakan arah perkembangan seni, karena merekalah yang membiayainya.
Dengan mulainya masyarakat menyukai karya-karya seni seperti lukisan dan patung yang ukurannya relative kecil, maka para seniman mulai menemukan kebebasannya dalam berkarya, karena tidak bergantung lagi pada para bangsawan sebagai sponsor. Para seniman dapat membiayai pembuatan karyanya sendiri yang kemudian banyak diminati oleh para rakyat kecil.
Abad ke-15 dimana masa raenessance berkembang, merupakan awal mulainya seni modern. Rene Descartes (1556-1650), Cugito Ergosum (1646-1716), Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Lockee (1632-1704), mereka adalah para filsuf peletak dasar modernisme dalam dunia seni.
Pecahnya revolusi Perancis 1789, merupakan salah satu tanda kebangkitan seni rupa modern, yang kemudian diikuti dengan munculnya pelukis dari Perancis yang bernama J.L. David. Tidak hanya J.L. David, tetapi pelukis seperti Vincent Van Gogh dan Leonardo Da Vinci juga seniman yang menjadi tanda kebangkitan era seni rupa modern
  1. Menampilkan sikap apresiatif terhadap  keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia
Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia
Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia beragam bentuk, jenis, dan corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni lukis, grafis, batik, dll; tiga dimensi: seni patung, keramik, seni instalasi, dll. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia menciptakan suatu karya seni rupa sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa di Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian. Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati berupa ungkapan kata-kata atau tanggapan secara lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui hasil karyanya dengan cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi ada pula yang mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
  1. Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
  2. Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
  3. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa, yaitu:
  1. Deskriptif  (paparan secara obyektif)
  2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
  3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
  4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
  5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
  1. Membuat karya seni rupa murni dan terapan yang dikembangkan dari beragam corak dan teknik seni rupa
Seni murni :
Gaya atau corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : tradisional, modern, dan postmodern.
  1. Tradisional
Seperti halnya karya seni rupa Nusantara, perupa seni rupa mancanegara juga memiliki gaya tradidional. Gaya ini juga terbagi menjadi dua, yaitu primitif dan klasik.
  1. Modern
Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: gaya representatifdepormatif, dan nonrepresentatif.
  1. 1. Representatif
Kata representatif berasal dari representasi yang mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan. Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan yang nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan alam. Gaya seni rupa yang tergolong representatif, antara lain : romantis, naturalis, dan realis.
  1. a) Romantisme
Istilah romantisme berasal dari roman yang berarti cerita dan ismeyang berarti aliran/gaya. Romantisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya mengandung cerita kehidupan manusia atau binatang. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini, antara lain : Fransisco Goya (Spanyol), Turner (Inggris), dan Rubens (Belanda). Perupa Nusantara yang mengambil gaya itu adalah Raden Saleh.
  1. b) Naturalisme
Istilah naturalisme berasal dari kata nature atau natural yang berarti alam dan isme yang berarti aliar/gaya. Naturalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan keadaan alam atau alami. Pelukis gaya ini pada umumnya mengambil pemandangan alam sebagai objeknya. Perupa mancanegara yang mengambil gaya ini antara lain Rubens, Claude, Gainsborough, Constable, dan Turner. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Abdullah Suryosubroto, Wakidi, Mas Pringadi, dan Basuki Abdullah.
  1. c) Realisme
Istilah realisme berasal dari kata real yang berarti nyata dan ismeyang berarti gaya/aliran. Realisme adalah gaya/alaran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Trubus, Tarmizi, Wardoyo, dan Dullah. Seedangkan perupa mancanegara yang mengambil gaya ini adalah Remandt van Rijn (Belanda).
  1. 2. Deformatif
Istilah deformatif berasal dari deformasi yang berarti perubahan bentuk. Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun masi menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa yang tergolong deformatif, antara lain : Surrealisme, impresionisme, ekspresionisme, dan kubisme.
  1. a) Surealisme
Istilah surrealisme berasal dari kata sur yang berarti melebih-lebihkan, kata real yang berarti nyata, dan isme berartigaya/aliaran. Surrealisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutnya otomatisme psikis yang murni atau mimpi. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini adalah Salvador Dali.
  1. b) Impressionisme
Impressionisme berasal dari kata impression yang berarti kesan sesaat dan isme yang berarti gaya/aliran. Impressionalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis. Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara seperti Claude Monet, Paul Cezanne, Georges Seurat, dan Paul Gauguin. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini, antara lain S. Sudjojno.
  1. c) Ekspressionisme
Ekspressionisme berasal dari kata expression yang berarti ungkapan jiwa yang spontan dan isme yang berarti gaya/aliran. Ekspressionisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa perupa yang spontan pada saat melihat objek. Gaya seni rupa ini diplopori oleh pelukis Belanda bernama Vincent van Gogh. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini adalah Affandi.
  1. d) Kubisme
Kubisme berasal dari kata kubus yang berarti bidang atau bentuk persegi empat dan isme yang berarti gaya/alrian. Kubisme adalah aliran/gaya seni rupa yang penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya kubus. Gaya seni rupa ini dipelopori oleh pelukis Spanyol yang bernama Pablo Picasso. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah But Muchtar, Mochtar Apin, Srihadi, dan Fajar Sidik.
  1. Nonrepresentatif (Abstraksionalisme)
Kata Nonrepresentatif atau abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali. Suatu gaya yang lebih sederhana bahkan bentuknya sama sekali meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa yang berbentuk abstrak ini ada yang abstrak ekspresionis dan abstrak murni. Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara, antara lain : Paul Klee, Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan Jackson Pollock. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah Amry Yahya, Fajar Sidik, But Muchtar, dan Srihadi.
  1. Postmodern
Postmodern atau disingkat “Posmo” adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah modern. Sejalan dengan perkembangan budaya masyarakat dunia, seni rupa pun ikut mengalami perkembangan gaya. Jika seni rupa tradisional memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental. Gaya “posmo” lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu. Eksplorasi unsur rupa banyak dilakukan untuk gaya ini. Kritik sosial dan kemasyarakatan merupakan tema yang cukup dominan untuk karya-karya posmo
Seni Terapan
Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.
Selain itu karya seni rupa terapan juga dibedakan menjadi 3, yaitu hasil karya ukiran, hasil karya patung, dan hasil karya batik.
  • Menurut hasil karya ukiran, contoh benda-bendanya adalah ukiran kayu dari Jepara dan ukiran kayu dari Bali.
  • Menurut hasil karya patung, contoh benda-bendanya adalah patung kayu dari suku Asmat, patung batu Pangeran Diponegoro, dan Patung kayu dari Bali.
  • Menurut hasil karya batik, contoh benda-bendanya adalah baju, sprei, kain, gorden, dll
  1. Membuat karya seni rupa murni dan terapan yang dikembangkan dari beragam unsur seni rupa Nusantara
Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur itu terdiri dari :
a. Titik /Bintik
Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil. Semua wujud dihasilkan mulai dari titik. Titik dapat pula menjadi pusat perhatian, bila berkumpul atau berwarna beda.Titik yang membesar biasa disebut bintik.
b.Garis
Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus, tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring, patah-patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain. Kesan lain dari garis ialah dapat memberikan kesan gerak, ide, simbol, dan kode-kode tertentu, dan lain sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain diterapkan guna mencapai kesan tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel, megah ataupun juga agung. Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan yang ditimbulkannya, dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan warna-warnanya
c. Bidang
Bidang dalam seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk dari hubungan beberapa garis. Bidang dibatasi kontur dan merupakan 2 dimensi, menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran Bidang dasar dalam seni rupa antara lain, bidang segitiga, segiempat, trapesium, lingkaran, oval, dan segi banyak lainnya
d. Bentuk
Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut, contohnya lemari. Lemari hadir di dalam suatu ruangan bukan hanya sekedar kotak persegi empat, akan tetapi mempunyai nilai dan peran yang lainnya.
Bentuk atau bangun terdiri dari bentuk dua dimensi (pola) dan bentuk tiga dimensi. Bentuk dua dimensi dibuat dalam bidang datar dengan batas garis yang disebut kontur. Bentuk-bentuk itu antara lain segitiga, segi empat, trapezium dan lingkaran. Sedang bentuk tiga dimensi dibatasi oleh ruang yang mengelilinginya dan bentuk-bentuk itu antara lain limas, prisma, kerucut, dan silinder.
Sifat atau karakteristik dari tiap bentuk dapat memberikan kesankesan tersendiri seperti :
1) Bentuk teratur kubus dan persegi, baik dalam dua atau tiga dimensi memberi kesan statis, stabil, dan formal. Bila menjulang tinggi sifatnya agung dan stabil.
2) Bentuk lengkung bulat atau bola memberi kesan dinamis, labil dan bergerak.
3) Bentuk segitiga runcing memberi kesan aktif, energik, tajam, dan mengarah.
  1. Menyiapkan karya seni rupa yang diciptakan untuk pameran sekolah atau luar sekolah
Mengumpulkan Hasil Karya
Pengertian
Hasil karya yang dipamerkan dikumpulkan dengan cara seleksi. Jenis karya ini terdiri dari karya seni rupa yang meliputi dua dimensi dan tiga dimensi serta kerajinan tangan. Pengumpulan karya ini sekaligus sebagai pengumpulan atau pemasukan nilai mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan.
Karya yang bisa dikerjakan secara pribadi (individu) dan kelompok (kolektif) adalah:
  • Menggambar bentuk (benda), pemandangan, gambar reklame, karikatur, kartun, wayang purwa gambar hiasan vignete, dan menggunakan huruf (kaligrafi).
  • Mengukir atau ukiran pada kayu, cadas, tanah liat dan relief.
  • Seni lukis.
  • Seni pahat (seni patung).
  • Seni kerajinan dengan membuat benda pakai dan benda hias.
  • Merangkai bungan, merangkai sayur, merangkai janur, dan merangkai buah.
  • Hasil karya menjahit, menyulam, kruistik, dan bordir.
Hasil karya seni tersebut disimpan di tempat khusus yang aman sehingga pada waktu yang ditentukan untuk pameran siap untuk ditata.
Pengelompokan Hasil Karya
Untuk memudahkan kegiatan pengumpulan dan pendaftaran hasil karya dapat langsung diselesaikan dengan mengadakan pengelompokan sebagai berikut:
  1. Berdasarkan Jenis Karya
  • Karya kerajinan tangan adalah hasil seni kriya/kerajinan karena kreativitas tangan.
  • Karya seni rupa adalah karya seni yang dapat diraba, dilihat serta mempunyai wujud.
  • Karya seni musik
  • Karya seni tari.
  1. Berdasarkan Dimensi
Ada dua dimensi dan tiga dimensi.
Yang termasuk dua dimensi , contohnya : gambar lukisan, mozaik, dan anyaman.
Yang termasuk tiga dimensi, contohnya : patung, perabot ukir, anyaman berkerangka.
  1. Berdasarkan Ukuran
Kerajinan tangan dan seni rupa yang dibuat siswa tentu memiliki ukuran yang bervariasi. Karya yang berukuran kecil dikelompokkan dengan ukuran kecil dan yang berukuran besar dikelompokkan dengan yang besar. Pengelompokkan ini dilakukan untuk mempermudah penataan karya dalam ruang pameran.
  1. Berdasarkan Tema
Hasil karya yang dibuat tentunya memiliki tema yang berbeda-beda, untuk mempermudah penataan karya dan urutannya.
Kelengkapan Pameran Kerajinan Tangan dan Seni Rupa
Kelengkapannya antara lain :
  1. Meja untuk menempatkan karya-karya kerajinan tangan.
  2. Meja untuk menempatkan karya-karya patung.
  3. Sketsel atau papan panel, untuk menempatkan karya-karya gambar dan lukisan.
  4. Meja untuk menempatkan buku tamu dan buku saran.
  5. Katalog yang memuat daftar karya dan penciptaannya.
  6. Tape recorder untuk memutar lagu atau musik instrumentalia.
  7. Label untuk mencantumkan judul, media, penciptaan dan karya.
  8. Lampu penerangan ruangan.
  9. Spanduk untuk publikasi.
Pengorganisasian Pameran
Pengorganisasian merupakan proses pengelolaan serta pengaturan, agar apa-apa yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi yang baik hendaknya memiliki persyaratan sebagai berikut:
  • AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga)
  • Susunan Panitia
  • Program Kerja
  • Kegiatan
pengorganisasian Pameran
penentuan masalah tempat dan waktu seharusnya dibicarakan bersama setelah panitia tersusun, sehingga merupakan suatu kesepakatan yang harus dipatuhi bersama.
  1. Menata karya seni rupa yang diciptakan dalam bentuk pameran sekolah atau luar sekolah
Penyelenggaraan pameran dapat dilakukan dalam kelas ataupun sekolah. dimana pun pameran digelar perlu persiapan agar pelaksanaan pameran dapat berlangsung sukses. persiapan tersebut meliputi: pembentukan panitia pameran, menentukan materi atau karya yang akan dipamerankan, penyiapan ruang pameran, persiapan publikasi serta dokumentasi, dan lain sebagainya.
Setelah pembentukan panitia, maka semua anggota panitia segera bekerja sesuai dengan tugasnya. Langkah awal adalah mengumpulkan karya seni rupa dari semua siswa berupa karya seni rupa, baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Selanjutnya, karya dibuat daftarnya sehingga memudahkan untuk membuat katalog yang berisi nama pembuat karya, judul karya, ukuran, teknik dan media yang dipakai untuk membuat karya.
Selanjutnya , menyiapkan ruang pameran. Ruang pameran harus ditata agar dapat memberikan suasana nyaman. Selain itu, usahakan komunikasi antara pengunjung dengan penyelenggara pameran dapat berjalan dengan baik.
Jalur lalu lintas dalam ruang pameran diatur dan diusahakan satu arah dengan membedakan pintu masuk dan pintu keluar. Hal ini memudahkan mobilisasi pengunjung dalam pameran tersebut.
Karya harus disusun yang menarik dan mudah dilihat. Jadi, tugas yang akan dibuat tidak hanya menyiapkan hasil karya sendiri, tetapi juga menatanya dengan artistik. Penataan karya seni yang dipamerkan dapat menarik pengunjung untuk menikmati dan mengapresiasi karya tersebut.
Penyelenggaraan pameran perlu dipublikasikan lewat pengumuman yang ditempel di papan pengumuman atau menggunakan spanduk yang dipasang di tempat yang strategis.
Bentuk dokumentasi dapat berupa catatan jumlah pengunjung pameran, pesan, kesan, atau saran pengunjung. Oleh karena itu, perlu adanya buku tamu yang disediakan d: dekat pintu masuk clan dijaga oleh petugas. Pesan, kesan, clan saran pengunjung dapat ditampung pada buku khusus yang diletakkan di atas meja dekat pintu keluar yang juga dijaga oleh penjaga. Dokumentasi ini dapat menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan pameran.
Pada saat yang telah ditetapkan, pameran dibuka secara resmi.  Pembukaannya dapat berupa kata pengantar atau sambutan dan kepala sekolah atau yang mewakili. Dapat pula dimeriahkan dengan hiburan berupa musik, teater, atau tari.
Kegiatan pameran dapat ditutup dengan diskusi dan mendatangkan para kritikus, seniman, ataupun pengamat serta pemerhati seni rupa. Tujuan diskusi adalah untuk menambah wawasan akan seni rupa. Selain itu, kegiatan tersebut dapat menjadi evaluasi terhadap pelaksanaan pameran ataupun ajang kritik terhadap karya-karya yang baru saja dipamerkan.
Seni Rupa (IPA)
Mengapresiasi karya seni rupa
  1. Membandingkan corak seni rupa tradisional dengan seni rupa modern/kontemporer
SENI RUPA TRADISIONAL
Pengertian
Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski pun tidak menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah yang berdekatan.
Ciri-ciri
* Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
*Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
Contoh
Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah, batik, songket, dan lain-lain.
SENI RUPA MODERN
Pengertian
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa.
Ciri-ciri
*Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
*Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
Contoh
Lukisan-lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman, Basuki Abdullah, Affandi, S.Soedjojono dan pelukis era modern lainnya.
Seniman
Raden Saleh Syarif Bustaman, Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi, Wahid Somantri, Agus Jaya Suminta, S. Soedjojono, Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, dan Emira Sunarsa.
SENI RUPA KONTEMPORER
Pengertian
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Ciri-ciri
*Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
*Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.
Contoh
Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental art.
Seniman
Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho
  1. Menjelaskan perkembangan seni rupa modern/kontemporer di Indonesia
Perjalanan Seni Rupa Modern
Ketika manusia memulai peradabannya di dunia ini, di mana manusia belum mengenal tulisan bahkan teknologi seperti sekarang ini, manusia sudah mengenal seni rupa, meskipun masih dalam taraf yang sangat sederhana. Sebagai bukti bahwa seni rupa sudah ada sejak zaman Pra-sejarah adalah banyaknya peninggalan-peninggalan purbakala yang memiliki nilai estetika seperti kapak dari batu (peninggalan zaman Neolitikum/batu muda), Menhir dan lain-lain.
Hapir di seluruh penjuru dunia banyak ditemukan peninggalan-peninggalan yang berupa karya seni rupa. Karya seni rupa zaman pra-sejarah, cenderung bersifat magis dan religius seperti salah satu peninggalan karya seni rupanya yaitu menhir yang berupa sebuah patung dari batu. Patung ini berfungsi sebagai tanda peringatan peristiwa pemujaan terhadap roh nenek moyang dan terkadang dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh nenek moyang mereka.
Budaya rupa semacam ini masih bertahan sampai masuknya berbagai agama khususnya di Indonesia. Era modernisme dimulai dari belahan dunia bagian barat (Eropa dan Amerika) dengan banyaknya muncul seniman-seniman dari benua biru.
Di awal zaman raenessance, para seniman (perupa) masih belum bisa mendapatkan kebebasan dalam menuangkan ekspresinya, karena pada masa ini, seniman masih berada di bawah tekanan para bangsawan dan kaum gereja, dimana para seniman membuat sebuah karya berdaarkan permintaan para diktator di atas. Dalam situasi ini, para diktator diktator seni  yang bisa memaksakan arah perkembangan seni, karena merekalah yang membiayainya.
Dengan mulainya masyarakat menyukai karya-karya seni seperti lukisan dan patung yang ukurannya relative kecil, maka para seniman mulai menemukan kebebasannya dalam berkarya, karena tidak bergantung lagi pada para bangsawan sebagai sponsor. Para seniman dapat membiayai pembuatan karyanya sendiri yang kemudian banyak diminati oleh para rakyat kecil.
Abad ke-15 dimana masa raenessance berkembang, merupakan awal mulainya seni modern. Rene Descartes (1556-1650), Cugito Ergosum (1646-1716), Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Lockee (1632-1704), mereka adalah para filsuf peletak dasar modernisme dalam dunia seni.
Pecahnya revolusi Perancis 1789, merupakan salah satu tanda kebangkitan seni rupa modern, yang kemudian diikuti dengan munculnya pelukis dari Perancis yang bernama J.L. David. Tidak hanya J.L. David, tetapi pelukis seperti Vincent Van Gogh dan Leonardo Da Vinci juga seniman yang menjadi tanda kebangkitan era seni rupa modern
  1. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat
Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia
Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia beragam bentuk, jenis, dan corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni lukis, grafis, batik, dll; tiga dimensi: seni patung, keramik, seni instalasi, dll. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia menciptakan suatu karya seni rupa sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa di Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian. Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati berupa ungkapan kata-kata atau tanggapan secara lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui hasil karyanya dengan cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi ada pula yang mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
  1. Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
  2. Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
  3. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa, yaitu:
  • Deskriptif  (paparan secara obyektif)
  • Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
  • Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
  • Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
  • Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
  1. Menggambar teknik/ perspektif lanjutan
Teknik Dasar Menggambar Perspektif
Teknik Dasar Menggambar Perspektif
Teknik ini tercipta karena keterbatasarn jarak pandang mata kita dalam melihat objek. Semakin jauh jarak mata dengan benda, semakin kecil pula penampakannya dan bahkan akan hilang dari pandangan pada jarak tertentu. Sebaliknya, semakin dekat jarak mata kita dengan benda, maka benda tersebut akan terlihat semakin besar. Secara teknis, perspektif terdiri dari perspektif satu titik mata, 2 titik mata, dan tiga titik mata.
A. Perspektif 1 Titik Mata
Pada dasarnya, perspektif satu titik mata, dua titik mata, dan tiga titik mata bisa dibagi lagi menjadi berbagai sudut pandang berdasarkan posisi mata kita berada. Lebih sederhananya, sudut pandang bisa dibagi menjadi menjadi 3 macam sudut pandang, yaitu sudut pandang mata burung, sudut pandang normal, sudut pandang mata kucing.
  1. Sudut pandang mata burung. 
    Pada sudut pandang mata burung, mata kita seolah-olah berada di atas dan melihat objek berada di bawah. Jadi, letak garis horizon berada pada garis itu, bisa di bagian kiri, tengah, atau kanan. Bahkan bisa juga ditelakkan di luar bidang gambar. Setiap objek yang digambar, garisnya bersumber dari titik mata. b. Sudut pandang normal 
    Pada sudut pandang normal, diri kita seolah-olah berdiri normal memandang lurus kedepan. Dengan demikian, bagian atas dan bagian bawah nya terlihat seimbang. Letak garis horizon tepat di tengah-tengah bidang dan titik mata bisa diletakkan di mana saja pada garis tersebut. Semua objek yang digambar garisnya berasal dari satu titik mata.c. Sudut pandang mata kucing 
    Pada sudut pandang ini, seolah-olah mata kita dalam posisi tiarap dan melihat kedepan sehingga penampakan objek bagian atas akan lebih domain. Letak Garis horizon di bagian bawah bidang gambar dan letak titik hilang pada garis horizon. TItik mata ini dijadikan pusat untuk menarik garis dalam menggambarkan setiap objek benda.
    B. Perspektif 2 Titik Mata
Secara teknis, perspektif 2 titik mata hampir sama dengan teknik perspektif 1 titik mata. Pada teknik perspektif 2 titik mata, pada garis horizon terdapat 2 titik fokus. Persimpangan garis yang berasal dari 2 titik mata ini akan membentuk sebuah sudut. Biasanya, jika jarak antara 2 titik ini terlalu dekat, penampakan objek gambar mengalami distorsi. Tahapan untuk menggambar teknik perpektif 2 titik mata juga hampir sama dengan teknik perspektif 1 titik mata,
  1. Perspektif 3 Titik Mata
Perspektif dengan 3 titik mata biasanya hanya dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang sangat luas, besar, tinggi, dan secara visual mengalami distorsi yang sangt ekstim.
Biasanya teknik ini dipakai untuk menggambar outdoor dan sudut pandang dari udara, meskipun bisa juga dipakai untuk sudut pandang dari bawah(sudut pandang mata kucing). Agar tidak mengalami distorsi yang berlebihan, sebaiknya titik mata diletakkan jauh diluar bidang gambar.
Pada dasarnya, teknik dan tahapan menggambar perspektif 3 titik mata ini hampir sama dengan teknik menggambar dengan perspektif 1 dan 2 titik mata.
Garis horizon tidak selamanya harus diletakkan horizontal, namun bisa juga diagonal untuk menggambarkan impresi yang berbeda.
Menentukan Sudut Pandang dan Titik Mata

Kadang kita menemui gambar perspektif yang terlihat tidak seimbang atau beberapa furniturnya terpotong. Permasalahan ini dapat di atasi dengan cara:
– Garis Horison dapat diturunkan atau dinaikkan sehingga bagian objek dapat terjangkau oleh sudut
pandang pengamat.
– Kedudukan pengamat dimundurkan lebih jauh dari bidang gambar sehingga seluruh bagian objek dapat
terjangkau oleh sudut pandang pengamat.
Untuk menentukan titik mata dapat dengan cara menentukan terlebih dahulu bagian ruang yang akan ditampilkan secara maksimal. Pada perspektif satu titik, bila bagian ruang yang akan ditampilkan adalah bagian kanan, maka titik mata cenderung berada di sebelah kiri menjauhi garis normal dan bagian kanan ruang pada gambar. Cara ini berlaku untuk bagian ruang lainnya (kiri, atas dan bawah). Sedangkan pada perspektif dua titik, bila bagian ruang yang akan ditampilkan adalah bagian kanan, maka titik mata sebelah kiri akan menjauhi dan titik mata kanan akan mendekati bagian kanan ruang pada gambar
  1. Membuat karya seni rupa murni dan terapan yang dikembangkan dari beragam corak dan teknik seni rupa
Seni murni :
Gaya atau corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : tradisional, modern, dan postmodern.
  1. Tradisional
Seperti halnya karya seni rupa Nusantara, perupa seni rupa mancanegara juga memiliki gaya tradidional. Gaya ini juga terbagi menjadi dua, yaitu primitif dan klasik.
  1. Modern
Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: gaya representatifdepormatif, dan nonrepresentatif.
  1. 1. Representatif
Kata representatif berasal dari representasi yang mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan. Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan yang nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan alam. Gaya seni rupa yang tergolong representatif, antara lain : romantis, naturalis, dan realis.
  1. a) Romantisme
Istilah romantisme berasal dari roman yang berarti cerita dan ismeyang berarti aliran/gaya. Romantisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya mengandung cerita kehidupan manusia atau binatang. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini, antara lain : Fransisco Goya (Spanyol), Turner (Inggris), dan Rubens (Belanda). Perupa Nusantara yang mengambil gaya itu adalah Raden Saleh.
  1. b) Naturalisme
Istilah naturalisme berasal dari kata nature atau natural yang berarti alam dan isme yang berarti aliar/gaya. Naturalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan keadaan alam atau alami. Pelukis gaya ini pada umumnya mengambil pemandangan alam sebagai objeknya. Perupa mancanegara yang mengambil gaya ini antara lain Rubens, Claude, Gainsborough, Constable, dan Turner. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Abdullah Suryosubroto, Wakidi, Mas Pringadi, dan Basuki Abdullah.
  1. c) Realisme
Istilah realisme berasal dari kata real yang berarti nyata dan ismeyang berarti gaya/aliran. Realisme adalah gaya/alaran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Trubus, Tarmizi, Wardoyo, dan Dullah. Seedangkan perupa mancanegara yang mengambil gaya ini adalah Remandt van Rijn (Belanda).
  1. 2. Deformatif
Istilah deformatif berasal dari deformasi yang berarti perubahan bentuk. Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun masi menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa yang tergolong deformatif, antara lain : Surrealisme, impresionisme, ekspresionisme, dan kubisme.
  1. a) Surealisme
Istilah surrealisme berasal dari kata sur yang berarti melebih-lebihkan, kata real yang berarti nyata, dan isme berartigaya/aliaran. Surrealisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutnya otomatisme psikis yang murni atau mimpi. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini adalah Salvador Dali.
  1. b) Impressionisme
Impressionisme berasal dari kata impression yang berarti kesan sesaat dan isme yang berarti gaya/aliran. Impressionalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis. Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara seperti Claude Monet, Paul Cezanne, Georges Seurat, dan Paul Gauguin. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini, antara lain S. Sudjojno.
  1. c) Ekspressionisme
Ekspressionisme berasal dari kata expression yang berarti ungkapan jiwa yang spontan dan isme yang berarti gaya/aliran. Ekspressionisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa perupa yang spontan pada saat melihat objek. Gaya seni rupa ini diplopori oleh pelukis Belanda bernama Vincent van Gogh. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini adalah Affandi.
  1. d) Kubisme
Kubisme berasal dari kata kubus yang berarti bidang atau bentuk persegi empat dan isme yang berarti gaya/alrian. Kubisme adalah aliran/gaya seni rupa yang penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya kubus. Gaya seni rupa ini dipelopori oleh pelukis Spanyol yang bernama Pablo Picasso. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah But Muchtar, Mochtar Apin, Srihadi, dan Fajar Sidik.
  1. Nonrepresentatif (Abstraksionalisme)
Kata Nonrepresentatif atau abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali. Suatu gaya yang lebih sederhana bahkan bentuknya sama sekali meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa yang berbentuk abstrak ini ada yang abstrak ekspresionis dan abstrak murni. Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara, antara lain : Paul Klee, Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan Jackson Pollock. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah Amry Yahya, Fajar Sidik, But Muchtar, dan Srihadi.
  1. Postmodern
Postmodern atau disingkat “Posmo” adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah modern. Sejalan dengan perkembangan budaya masyarakat dunia, seni rupa pun ikut mengalami perkembangan gaya. Jika seni rupa tradisional memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental. Gaya “posmo” lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu. Eksplorasi unsur rupa banyak dilakukan untuk gaya ini. Kritik sosial dan kemasyarakatan merupakan tema yang cukup dominan untuk karya-karya posmo
Seni Terapan
Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.
Selain itu karya seni rupa terapan juga dibedakan menjadi 3, yaitu hasil karya ukiran, hasil karya patung, dan hasil karya batik.
  • Menurut hasil karya ukiran, contoh benda-bendanya adalah ukiran kayu dari Jepara dan ukiran kayu dari Bali.
  • Menurut hasil karya patung, contoh benda-bendanya adalah patung kayu dari suku Asmat, patung batu Pangeran Diponegoro, dan Patung kayu dari Bali.
  • Menurut hasil karya batik, contoh benda-bendanya adalah baju, sprei, kain, gorden, dll
  1. Menyiapkan karya seni rupa yang telah diciptakan untuk pameran di sekolah atau luar sekolah
Mengumpulkan Hasil Karya
Pengertian
Hasil karya yang dipamerkan dikumpulkan dengan cara seleksi. Jenis karya ini terdiri dari karya seni rupa yang meliputi dua dimensi dan tiga dimensi serta kerajinan tangan. Pengumpulan karya ini sekaligus sebagai pengumpulan atau pemasukan nilai mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan.
Karya yang bisa dikerjakan secara pribadi (individu) dan kelompok (kolektif) adalah:
  • Menggambar bentuk (benda), pemandangan, gambar reklame, karikatur, kartun, wayang purwa gambar hiasan vignete, dan menggunakan huruf (kaligrafi).
  • Mengukir atau ukiran pada kayu, cadas, tanah liat dan relief.
  • Seni lukis.
  • Seni pahat (seni patung).
  • Seni kerajinan dengan membuat benda pakai dan benda hias.
  • Merangkai bungan, merangkai sayur, merangkai janur, dan merangkai buah.
  • Hasil karya menjahit, menyulam, kruistik, dan bordir.
Hasil karya seni tersebut disimpan di tempat khusus yang aman sehingga pada waktu yang ditentukan untuk pameran siap untuk ditata.
Pengelompokan Hasil Karya
Untuk memudahkan kegiatan pengumpulan dan pendaftaran hasil karya dapat langsung diselesaikan dengan mengadakan pengelompokan sebagai berikut:
  1. Berdasarkan Jenis Karya
  • Karya kerajinan tangan adalah hasil seni kriya/kerajinan karena kreativitas tangan.
  • Karya seni rupa adalah karya seni yang dapat diraba, dilihat serta mempunyai wujud.
  • Karya seni musik
  • Karya seni tari.
  1. Berdasarkan Dimensi
Ada dua dimensi dan tiga dimensi.
Yang termasuk dua dimensi , contohnya : gambar lukisan, mozaik, dan anyaman.
Yang termasuk tiga dimensi, contohnya : patung, perabot ukir, anyaman berkerangka.
  1. Berdasarkan Ukuran
Kerajinan tangan dan seni rupa yang dibuat siswa tentu memiliki ukuran yang bervariasi. Karya yang berukuran kecil dikelompokkan dengan ukuran kecil dan yang berukuran besar dikelompokkan dengan yang besar. Pengelompokkan ini dilakukan untuk mempermudah penataan karya dalam ruang pameran.
  1. Berdasarkan Tema
Hasil karya yang dibuat tentunya memiliki tema yang berbeda-beda, untuk mempermudah penataan karya dan urutannya.
Kelengkapan Pameran Kerajinan Tangan dan Seni Rupa
Kelengkapannya antara lain :
  1. Meja untuk menempatkan karya-karya kerajinan tangan.
  2. Meja untuk menempatkan karya-karya patung.
  3. Sketsel atau papan panel, untuk menempatkan karya-karya gambar dan lukisan.
  4. Meja untuk menempatkan buku tamu dan buku saran.
  5. Katalog yang memuat daftar karya dan penciptaannya.
  6. Tape recorder untuk memutar lagu atau musik instrumentalia.
  7. Label untuk mencantumkan judul, media, penciptaan dan karya.
  8. Lampu penerangan ruangan.
  9. Spanduk untuk publikasi.
Pengorganisasian Pameran
Pengorganisasian merupakan proses pengelolaan serta pengaturan, agar apa-apa yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi yang baik hendaknya memiliki persyaratan sebagai berikut:
  • AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga)
  • Susunan Panitia
  • Program Kerja
  • Kegiatan
pengorganisasian Pameran
penentuan masalah tempat dan waktu seharusnya dibicarakan bersama setelah panitia tersusun, sehingga merupakan suatu kesepakatan yang harus dipatuhi bersama.
  1. Menata karya seni rupa yang diciptakan dalam bentuk pameran sekolah atau luar sekolah
Penyelenggaraan pameran dapat dilakukan dalam kelas ataupun sekolah. dimana pun pameran digelar perlu persiapan agar pelaksanaan pameran dapat berlangsung sukses. persiapan tersebut meliputi: pembentukan panitia pameran, menentukan materi atau karya yang akan dipamerankan, penyiapan ruang pameran, persiapan publikasi serta dokumentasi, dan lain sebagainya.
Setelah pembentukan panitia, maka semua anggota panitia segera bekerja sesuai dengan tugasnya. Langkah awal adalah mengumpulkan karya seni rupa dari semua siswa berupa karya seni rupa, baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Selanjutnya, karya dibuat daftarnya sehingga memudahkan untuk membuat katalog yang berisi nama pembuat karya, judul karya, ukuran, teknik dan media yang dipakai untuk membuat karya.
Selanjutnya , menyiapkan ruang pameran. Ruang pameran harus ditata agar dapat memberikan suasana nyaman. Selain itu, usahakan komunikasi antara pengunjung dengan penyelenggara pameran dapat berjalan dengan baik.
Jalur lalu lintas dalam ruang pameran diatur dan diusahakan satu arah dengan membedakan pintu masuk dan pintu keluar. Hal ini memudahkan mobilisasi pengunjung dalam pameran tersebut.
Karya harus disusun yang menarik dan mudah dilihat. Jadi, tugas yang akan dibuat tidak hanya menyiapkan hasil karya sendiri, tetapi juga menatanya dengan artistik. Penataan karya seni yang dipamerkan dapat menarik pengunjung untuk menikmati dan mengapresiasi karya tersebut.
Penyelenggaraan pameran perlu dipublikasikan lewat pengumuman yang ditempel di papan pengumuman atau menggunakan spanduk yang dipasang di tempat yang strategis.
Bentuk dokumentasi dapat berupa catatan jumlah pengunjung pameran, pesan, kesan, atau saran pengunjung. Oleh karena itu, perlu adanya buku tamu yang disediakan d: dekat pintu masuk clan dijaga oleh petugas. Pesan, kesan, clan saran pengunjung dapat ditampung pada buku khusus yang diletakkan di atas meja dekat pintu keluar yang juga dijaga oleh penjaga. Dokumentasi ini dapat menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan pameran.
Pada saat yang telah ditetapkan, pameran dibuka secara resmi.  Pembukaannya dapat berupa kata pengantar atau sambutan dan kepala sekolah atau yang mewakili. Dapat pula dimeriahkan dengan hiburan berupa musik, teater, atau tari.
Kegiatan pameran dapat ditutup dengan diskusi dan mendatangkan para kritikus, seniman, ataupun pengamat serta pemerhati seni rupa. Tujuan diskusi adalah untuk menambah wawasan akan seni rupa. Selain itu, kegiatan tersebut dapat menjadi evaluasi terhadap pelaksanaan pameran ataupun ajang kritik terhadap karya-karya yang baru saja dipamerkan.