Minggu, 08 Januari 2017

PELAJARAN EDITING VIDEO


Secara umum, proses editing film dibedakan menjadi dua metode, yakni Continuity Cutting dan Dynamic Cutting.
 
1 Continuity Cutting
Metode ini merupakan metode editing film yang berisi penyambungan dari dua buah adegan yang mempunyai kesinambungan.
2 Dynamic Cutting
Metode editing film yang berisi penyambungan dari dua buah adegan yang tidak mempunyai kesinambungan.
Teknik Editing Film
Teknik editing film dikategorikan menjadi empat jenis, yakni pararel editing, cross cutting, contras editing, dan montase trope.
1 Pararel Editing
Yakni kalau ada dua adegan yang mempunyai persamaan waktu, harus dirangkaikan silih berganti.
2 Cross Cutting
Yakni beberapa adegan yang disilang atau penyilangan dua adegan dalam waktu tidak bersamaan.
3 Contras Editing
Yakni susunan gambar yang memperlihatkan kontradiksi dua adegan atau lebih.
4 Montase Trope
Yakni sistem editing yang mempergunakan simbol atau lambang-lambang yang menimbulkan pemikiran pada penonton
 
 
Editing Video
Pada dasarnya, editing film dengan video tidak ada bedanya. Hal yang membedakannya, yakni pada aspek teknologinya. Karena dalam perkembangannya muncul teknologi digital, untuk lebih jelasnya dibedakan antara analog dan digital.
Linear dan Nonlinear Editing
 
Jika kita cermati, sebetulnya editing film yang kita saksikan pada umumnya menggunakan nonlinear editing karena di dalamnya memungkinkan terjadinya penambahan atau pengurangan di sembarang tempat terhadap shot dan scene-scene yang ada. Secara umum untuk membedakan antara linear editing (analog dan digital) dan nonlinear editing terlihat pada aspek teknologinya. Ramang Syah menjelaskan, pada proses pengalihan editing video tape yang sangat mendasar adalah proses pengalihan/dubbing dari sumber material (original tape) ke edit master (master tape). Untuk melakukan editing, hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan secara bertahap, yakni:
 
1) memilih gambar dan suara dari sumber materi dan tentukan bagian-bagian mana yang ditransfer ke master tape,
2) kemudian temukan bagian-bagian itu harus ditempatkan pada master tape,
3) untuk mendapatkan sequence yang tepat sesuai dengan naskah, bagian-bagian tadi harus ditempatkan pada ruang kolom yang sesuai,
4) sesudah itu informasi tadi dialih/dub dari sumbernya ke master tape, scene by scene. Sampai saat ini, belum ada keseragaman dalam proses rekaman gambar sehingga setiap produser mendesain dan membuat video tape recorder (VTR) menurut versinya masing-masing. Hal ini dapat kita jumpai pada format-format VTR yang banyak dipasarkan antara lain Format B, C, Umatic, Betacam, dan lain-lain. Saat ini yang dianggap paling tinggi kualitas gambar dan suaranya adalah digital VTR yang dirintis oleh Matsushita Panasonic dengan type AD 350 (kamera dan VTR digital pertama kali digunakan di Olimpiade Barcelona 1992).
VTR merupakan suatu mesin yang terdiri atas sistem elektronik dan mekanik yang digunakan saat rekaman, editing, dan penyiaran. Alat ini berfungsi merekam signal video dan audio kemudian memutar kembali kedua signal tersebut (play back) secara bersamaan (syncron). Selain kedua signal tadi, juga turut terekam signal pengontrol (CTL = control track line) dan signal identifikasi/addres (TC + time code) (Syah, 2000 : 1-2).
Linear Editing
Pada sistem linear editing, prosesnya dilakukan dengan cara langsung dan apabila terdapat kekurangan dan kesalahan, akan dilakukan pengulangan. Pada akhirnya, editing sistem ini menuntut peralatan yang besar dan bermutu untuk menjaga kualitas hasil yang sedang dikerjakan. Pada umumnya, peralatan semacam ini hanya dimiliki oleh kalangan tv penyiaran (broadcasting house) dan production house (PH) skala besar. Jika hasilnya belum sempurna, akan dilakukan pengulangan editing yang memakan cukup banyak biaya. Untuk kalangan pembuat film indie, sistem ini jarang dipakai.
Dalam sistem ini, seorang editor harus teliti dan cermat dalam mengedit. Jika terjadi kesalahan sedikit saja, pekerjaan yang hampir selesai bisa jadi harus diulang dari awal. Lantas apa yang membedakan antara analog dan digital?
Pengertian umum analog dari teknologi media audio visual adalah cara merekam yang dilakukan, baik ketika shooting video maupun saat mentransfer dari pita satu ke pita yang lain dengan perangkat kerjanya, merupakan proses perekaman gelombang cahaya secara berkesinambungan (kontinyu) menjadi satu bentuk kurva garis melengkung, seperti garis grafik yang lengkungannya bergantung pada tinggi rendahnya cahaya itu sendiri.
Adapun pengertian digital merupakan proses perekaman gelombang cahaya dengan pola terputus-putus on-off lalu on-off begitu seterusnya, sesuai dengan karakternya dari teknologi komputer, yang pada akhirnya menjadi satu bentuk kurva garis kotak-kotak yang juga membentuk grafik yang terdiri atas banyak kotak kecil (Sahid, 2000:1).
Nonlinear Editing
Sistem inilah yang kini banyak diminati kalangan indie karena di samping mudah juga murah dan bisa dilakukan di setiap PC. Edit sistem ini sering disebut juga dengan istilah digital video editing. Sistem ini juga bisa disebut dengan Random Access dari video dan audio ke dalam suatu media rekam berupa disk (disk storage) atau hard disk.
Penyimpanan data di hard disk sangat memudahkan pengolahan. Selama data masih tersimpan di dalamnya, seorang editor bisa berulang-ulang mengedit bagian yang kurang sempurna tanpa harus mengulang dari awal lagi. Selain itu jika hasilnya sudah final, bisa dikopi berulang-ulang dengan kualitas yang tetap. Jika menggunakan teknologi analog, hasil berupa kaset tidak akan tahan sampai lima generasi pengkopian.
Langkah-langkah non linear editing adalah sebagai berikut:
1. Logging Artinya pada sistem nonlinear editing yang dicatat adalah time code in (angka perhitungan jalannya pita kaset) dan time code out dari sebuah shot secara utuh, dari klip awal hingga sutradara memutuskan cut pada sebuah shot. Pada umumnya, mesin nonlinear editing jenis apa pun memiliki keterbatasan dari hard disk yang sangat berhubungan erat dengan banyaknya gambar yang bisa disimpan dalam memorinya. Dengan keterbatasan ini, seorang editor harus betul-betul memilih shot yang baik. Selection of action sudah dilakukan pada tahap logging ini. Apabila ada kesempatan, alangkah baiknya editor melihat lebih dahulu materi shot yang akan di logging. Pada tahap ini dilakukan pengadministrasian yang efektif sebab ada hal-hal prinsip yang harus dilakukan dalam menuliskan deskripsi dari shot-shot itu. Pertama editor harus menulis terlebih dahulu nomor scene pada awal kalimat, kemudian disusul masing-masing dengan nomor shot, dan nomor take, baru disusul dengan nama tokoh (karakter) yang akan muncul pada gambar itu, setelah itu keterangan peristiwa apa yang dialami atau terjadi dengan tokoh itu.
2. Digitizing Yaitu proses memasukkan gambar dan suara yang sudah di- logging ke hard disk komputer. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, editor harus memutuskan dahulu akan menggunakan audio video resolution (AVR) berapa, yaitu tingkat kualitas gambar seperti apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan awal ini.
3. Editing Film Pada tahap ini, editor biasanya melakukan off line edit dahulu untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari program yang diedit. Namun dalam kegiatan nonlinear editing jika mesin yang digunakan kualitasnya baik seperti Avid, on line d a n off line dapat dilakukan sekaligus.
4. Redigitize Proses ini dilakukan dengan cara menggunakan edit decition list (EDL). Jika anda menggunakan mesin untuk off line berbeda dengan menggunakan mesin pada saat on line, kita harus menggunakan EDL dari time line yang sudah ada ketika membuat off line editing. Hal ini penting agar tidak terjadi perbedaan AVR di dalam satu time line, yang menyebabkan komputer tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya (Sahid, 2000: 5).
Pedoman Pemotongan (Cuting)
Pemotongan adalah lang,kah lanjutan setelah proses capturing dilakukan. Pemotongan dilakukan terhadap gambar redundan yang berupa
1) bidikan-bidikan yang terlampau pendek yang disebabkan suatu kesulitan atau hal-hal lain pada saat pengambilan gambar. Umpamanya ketika juru kamera mengadakan pengambilan gambar lantas pandangannya terhalang oleh orang ramai,
2) hasil pengambilan panning yang kurang stabil serta pencahayaan yang terlampau terang atau terlalu gelap,
3) bidikan yang terlampau panjang harus dibuang sebagian karena ini dapat membuat penonton jemu,
4) gambar-gambar yang kurang tajam (out of focus) jika hal ini tidak disengaja,
5) hal-hal yang dirasakan mengganggu kelancaran isi cerita
 
Kewajiban editor film
1) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan seorang editor film dapat bekerjasama dengan kamerawan dalam melakukan analisis skenario mengenai konstruksi dramatiknya, dan bekerja sama dengan sutradara untuk mendapatkan penyesuaian penafsiran mengenai editingnya.
2) Tahap pengerjaan
- Melakukan pemisahan shot yang terpakai (OK) dengan yang tidak (NG) dengan catatan shooting report atau penjelasan langsung sutradara.
- Melakukan editing pendahuluan untuk mendapatkan penyesuaian atas konsep dasar editing yang diinginkan bersama dan memberikan gagasan-gagasan perekaman dalam hubungannya dengan editing.
3) Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan suara kesan (efek suara).
4) Mendampingi juru suara dalam melakukan rekaman kembali untuk memenuhi kebutuhan serta memberikan gagasan-gagasan perekaman dalam hubungannya dengan editing.
5) Mendapatkan persetujuan sutradara atas hasil akhir editing.
6) Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan kepadanya untuk editing.
Hak Editor Film
1) Mengajukan usul kepada sutradara untuk mengubah urutan penuturan gambar dari yang tercantum dalam skenario guna mendapatkan konstruksi dramatik yang lebih baik.
2) Mengajukan usul kepada sutradara untuk memenuhi bahan materi gambar ataupun suara yang kurang.
3) Mengajukan koreksi kepada sutradara atas konsep pengadaan unsur suara untuk dasar kepentingan editing film.
4) Didengar pendapatnya atas perubahan editing pada kopi edar (release copy).
 
 
Lebih Spesifik Kualitas Editor Proffessional sekelas Hollywood, sudah pasti bukan EDITOR VIDEO, karena secara Teknispun berbeda.
Kemampuannya bukan sekedar Teknis aja, tapi FILOSOFI PEMAHAMAN EDITING menjadi PRIORITAS. Editor sekelas Hollywood sudah pasti memahami benar apa itu KONSEP, PRINSIP, METODE hingga DIMENSI EDITING, dan bisa membedakan EDITING dengan MONTAGE, Dimana semuanya itu bisa di pelajari dari Sejarah EDITING.
 
* Bicara masalah KONSEP EDITING akan selalu mengacu pada Countinuty dengan dalil 180 derajatnya, dan Alternatif to Countinuty 360 derajat yang berhubungan dengan SCREEN DIRECTION
* PRINSIP EDITING sudah pasti paham-paham mengenai konvensi umum dari Gaya editingnya LUMIERE dengan REALISME, MELIES dengan CLASSICAL CUTTING (Emphasize, Underline,hingga Dramatize) sampai ke era ABSTRACT Cutting
* METODE EDITING sebagai pemahaman dasar bagaimana Editor menggunakan METODE-METODE EDITING seperti apa Fungsi dari CUTTING, apa fungsi CROSS CUTTING, kenapa harus pake INTERCUT, kenapa harus pake CUT AWAY, apa alasanya menggunakan OPTICAL EFFECT, dll.
* DIMENSI EDITING haruslah dipahami, sebagai pola-pola dasar Editing dalam DIMENSI GRAFIS, RITMIS, TEMPORAL, dan SPASIAL
Tanpa pemahaman EDITING DASAR diatas, jangankan jadi Editor FILM HOLLYWOOD, untuk menjadi Editor untuk FILM BIOSKOP INDONESIA saja belum dapat di terima.
Seseorang yang MENGUASAI TEKNIS OPERASIONAL SOFTWARE EDITING saja tanpa memiliki KEMAMPUAN EDITING belum dapat di sebut dengan EDITOR,namun lebih dikenal sebagai OPERATOR EDITING.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar